Sorotan

Kepala Sekolah di Kaltim Masih Buta Teknis AKM Pengganti Ujian Nasional Tahun Depan

Penerapan AKM yang menggantikan ujian nasional belum diketahui kepala sekolah di Kaltim. Belum ada sosialisasi maupun petunjuk teknis dari Kemendikbud.

Samarinda, intuisi.co – Penghapusan ujian nasional (UN) yang berganti asesmen kompetensi minimum (AKM) mulai tahun depan telah begitu luas diketahui. Namun bagaimana penerapannya kelak, belum sama sekali diketahui para kepala sekolah di Kaltim yang tergabung dalam Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kaltim.

“Kami belum mendapatkan sosialisasi resmi tentang AKM. Kami juga tak mengetahui gambaran pasti seperti apa program tersebut,” ujar Wakil ketua MKKS Kaltim Abdul Rozak Fakhrudin, dikonfirmasi Jumat petang, 23 Oktober 2020.

Sebagai pihak yang bersentuhan langsung dengan penerapan AKM, Rozak justru mendengar soal AKM dari media massa. Edaran resmi dari dinas pendidikan maupun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) hingga saat ini belum satupun diterima mengenai AKM.

Sehingga, dengan tahun ajaran baru yang telah bergulir saat ini, sekolah masih belum bisa mengukur standar kelulusan yang harus dicapai peserta didik.
Sepengetahuan awal, AKM diikuti murid kelas V untuk SD. Kelas VIII untuk SMP, dan XI untuk SMA sederajat. “Tapi kami belum mengetahui juknisnya, sehingga kami pun tidak mengetahui apa yang harus dipersiapkan,” terangnya.

“Semua sekolah juga belum bersiap untuk mekanisme pengganti UN ini karena memang banyak harus dirampungkan,” sambung Rozak.
Sebagai informasi, AKM didasari tiga penilaian. Pertama numerasi, kemampuan siswa menganalisis menggunakan angka. Lalu literasi, penilaian yang tak hanya soal kapabilitas pelajar membaca, namun juga menganilis suatu bacaan dan memahami konsep di balik tulisan tersebut. Dengan demikian tak lagi berdasarkan mata pelajaran dan penguasaan materi, tetapi kompetensi minimum atau kompetensi dasar yang dibutuhkan siswa untuk bisa belajar. Ada pula survei karakter untuk mengetahui data secara nasional sudah bekerja baik atau tidak. Survei karakter jadi acuan bagi sekolah menciptakan lingkungan belajar yang membuat siswa lebih bahagia.

Hingga saat ini MKKS Kaltim masih menunggu informasi resmi dari otoritas daerah maupun pusat. “Intinya kami tak mengetahui evaluasi standar untuk kelulusan ini (AKM) seperti apa. Kalau UN kan sudah jelas,” pungkasnya. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.