HeadlineSorotan

Kepatuhan Penggunaan Masker di Samarinda Hanya 60 Persen

IDI Kaltim mendapati kepatuhan warga Samarinda menggunakan masker hanya 60 persen. Dengan 36 persen di antaranya menggunakan masker medis.

Samarinda, intuisi.co – Peningkatan kasus covid-19 di Kaltim saat ini disebut Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim telah terprediksi. Salah satu penyebabnya mobilisasi dan kegiatan masyarakat pada pergantian tahun lalu. Diperparah ketidakpatuhan publik menggunakan masker.

Per Senin ini, 18 Januari 2021 hingga pukul 15.00 Wita, akumulasi kasus positif covid-19 di Kaltim telah mencapai 33.966 atau 912,7 kasus per 100 ribu penduduk. Dengan positif rate 18,6 persen dari kasus diperiksa. Sebanyak 27.526 atau 81 persen dari akumulasi kasus positif telah dinyatakan, dan 881 kasus atau 2,6 persen telah meninggal dunia. Menyisakan 5559 kasus positif berstatus aktif atau masih dalam perawatan maupun isolasi mandiri.

Kasus aktif di Kaltim tersebar di seluruh kabupaten/kota provinsi ini. Dari 10 daerah di Kaltim, seluruhnya berstatus zona merah. Sebaran terbanyak berada di Balikpapan dengan 1469 kasus aktif, diikuti Kutai Kartanegara 1110, dan Samarinda 709. Terendah adalah Paser dengan 99 kasus aktif. “Peningkatan kasus ini tak lepas dari mobilisasi dan kegiatan masyarakat jelang tutup tahun 2020,” ungkap Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim, dr Nataniel Tandirogang, dikonfirmasi Senin sore, 18 Januari 2021.

Data IDI Kaltim menyebut tingkat kepatuhan penggunaan masker di Samarinda baru 60 persen. Dari jumlah tersebut, sebanyak 36 persen warga menggunakan masker medis, sisanya masker scuba dan lainnya. “Ingat, tetap konsisten dengan protokol kesehatan jadi kunci hindari penyebaran virus ini,” tegasnya.

Ada Vaksin, Tetap Patuh Pakai Masker

Angin segar penyaluran vaksin covid-19 di tengah pandemi virus corona telah dimulai. Vaksinasi tahap pertama berlangsung sejak 13 Januari 2021, dimulai penyuntikan kepada Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi. Kendati demikian, kehadiran vaksin diharap tak menjadi alasan publik meremehkan protokol kesehatan.

“Disiplin dengan protokol kesehatan itu paling utama walaupun vaksin sudah tersedia,” sebut

Nataniel berharap warga Kaltim terus mendisiplinkan penerapan protokol kesehatan. Mulai penggunaan masker, menghindari kerumunan, dan mencuci tangan. Pola yang dikenal dengan sebutan 3M.

Hal ini menjadi poin penting dalam pencegahan penularan virus corona. Mengabaikan cara tersebut, sama saja membuka peluang terjadinya penularan. Celakanya, hingga saat ini kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan dinilai belum maksimal.

Pemberian vaksin covid-19 merupakan salah satu langkah pemerintah memutus rantai penyebaran virus corona. Penyaluran dan sasaran vaksinasi covid-19 ditetapkan Kementerian Kesehatan lewat Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Dituangkan dalam surat Nomor SR.02.06/11/80/2021 tertanggal 8 Januari 2021 tentang Distribusi Vaksin dan Rencana Pelaksanaan Vaksinasi.

Dari skenario yang telah disusun, vaksinasi di Indonesia berlangsung hingga Maret 2022. Di Indonesia, vaksin covid-19 yang digunakan adalah CoronaVac buatan perusahaan farmasi Sinovac dari Beijing, Tiongkok. Penyalurannya ke Indonesia telah melewati berbagai tahapan. Telah teruji secara klinis, serta dinyatakan halal dan suci oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

“Nanti masyarakat yang sudah memenuhi syarat vaksin covid-19, tidak perlu khawatir dan takut. Pemerintah melakukan ini demi menghilangkan virus corona,” tutupnya. (*)

 

View this post on Instagram

 

A post shared by intuisi.co (@intuisimedia)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.