Pariwara

Kontaminasi di Pasca Panen, DPRD PPU Cari Solusi Naikkan Harga Rumput Laut

Di bawah terik mentari, rumput laut terbentang di atas tanah, kualitas terancam kotoran. Harapan petani kini tertumpu pada solusi pasca panen.

Penajam, intuisi.co – Di bawah teriknya matahari, seorang petani rumput laut di Penajam Paser Utara (PPU) menggelar hasil panennya di atas tanah berdebu. Bau asin laut bercampur dengan aroma tanah basah, mencerminkan perjuangan mereka melawan kondisi yang membuat harga hasil panen terus tertekan. Harga rendah telah menjadi duri yang tak kunjung hilang dalam hidup para petani, mendorong mereka untuk mencari solusi bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan dinas terkait.

Kesadaran akan tantangan ini mendorong Anggota DPRD PPU, Sujiati, untuk turun langsung ke lapangan, berdialog dengan petani, dan mencari akar persoalan. Dalam diskusi bersama Kepala Dinas terkait, fokus diarahkan pada upaya memperbaiki proses pasca panen—tahap penting yang menentukan kualitas dan harga jual rumput laut di pasar.

“Proses pasca panen yang tidak optimal menjadi salah satu penyebab utama rendahnya harga rumput laut,” ungkap Sujiati usai diskusi. Ia mengungkapkan, metode tradisional seperti menjemur rumput laut langsung di atas tanah sering kali menyebabkan kontaminasi kotoran. Akibatnya, kualitas produk menurun drastis, mengurangi daya tawar di pasar nasional maupun internasional.

Dalam diskusi itu, sejumlah solusi konkret dirumuskan. Usulan seperti pembangunan fasilitas penjemuran yang lebih higienis dan gudang penyimpanan muncul sebagai langkah awal untuk memastikan kualitas rumput laut tetap terjaga. Selain itu, pengadaan pelatihan bagi petani tentang teknik pasca panen modern juga menjadi salah satu rekomendasi penting.

Sujiati menegaskan pentingnya peran pemerintah daerah dalam merealisasikan solusi-solusi tersebut. “Kami berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata. Ini bukan hanya soal meningkatkan harga, tetapi juga kesejahteraan petani yang bergantung pada rumput laut sebagai mata pencaharian utama,” tambahnya.

Di tengah tantangan berat yang dihadapi petani rumput laut, harapan masih menyala. Diskusi ini menjadi secercah cahaya bagi mereka yang menggantungkan hidup pada hasil laut ini. Kini, keputusan ada di tangan pemerintah daerah—apakah mereka siap menjadikan usulan ini kenyataan dan memberikan harapan baru bagi para petani, atau membiarkan mereka terus bertarung sendirian dengan harga yang tak berpihak? (adv)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.