Kukar Bangun Sekolah Perempuan, Wujudkan Generasi Tangguh dan Berdaya Saing
Kukar tegaskan komitmen pemberdayaan perempuan lewat Sekolah Perempuan: ruang belajar, pengembangan potensi, dan inovasi masa depan.
Tenggarong, intuisi.co – Di tengah dinamika global yang kian menantang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kembali menunjukkan komitmen luar biasanya dalam pemberdayaan perempuan. Sebuah langkah revolusioner diwujudkan melalui Sekolah Perempuan, sebuah inisiatif yang dirancang bukan sekadar sebagai tempat belajar, melainkan ruang pengembangan potensi perempuan dari berbagai usia dan latar belakang.
Program ini lahir dari tangan dingin Pemerintah Kabupaten Kukar, khususnya Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A). Melalui Sekolah Perempuan, Kukar ingin menciptakan generasi perempuan yang tidak hanya tangguh menghadapi tantangan zaman, tetapi juga mampu menjadi motor penggerak pembangunan di tingkat keluarga, masyarakat, hingga global.
Plt. Kepala DP3A Kukar, Hero Suprayitno, mengungkapkan bahwa Sekolah Perempuan merupakan terobosan strategis yang dirancang untuk menjadi ruang belajar multidimensi. Bukan sekadar tempat menimba ilmu formal, tetapi juga wadah pemberdayaan yang membuka cakrawala baru bagi perempuan.
“Sekolah Perempuan adalah langkah nyata untuk memperkuat peran strategis perempuan dalam pembangunan. Kami ingin perempuan di Kukar tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga aktor utama yang mampu bersaing secara global,” ujar Hero, saat ditemui pada Minggu (17/11/2024).
Lebih dari sekadar janji, Sekolah Perempuan dipersiapkan dengan dukungan infrastruktur memadai di Mal Pelayanan Perempuan dan Anak. Di tempat ini, terdapat galeri, ruang workshop, dan pusat pelatihan keterampilan yang dirancang untuk mendukung aktivitas belajar. Pelatihan unggulan seperti kewirausahaan, pengelolaan keuangan, seni kreatif, dan teknologi digital menjadi andalan, menjawab kebutuhan era modern sekaligus mendekatkan perempuan dengan dunia usaha dan teknologi.
Hero percaya bahwa perempuan adalah pilar utama keluarga dan masyarakat. Dengan memberdayakan perempuan, ia yakin Kukar akan memperkuat fondasi pembangunan daerah. Namun, ia tidak menampik bahwa perjalanan membangun Sekolah Perempuan penuh tantangan, mulai dari mempersiapkan infrastruktur, menyusun kurikulum, hingga menghadirkan tenaga pengajar yang kompeten.
“Motivasi belajar menjadi tantangan terbesar. Kami berharap perempuan yang bergabung benar-benar memiliki komitmen untuk memanfaatkan kesempatan ini,” ujar Hero. Ia menambahkan bahwa keberhasilan program ini juga sangat bergantung pada dukungan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, lembaga swasta, hingga masyarakat.
Sebagai program inovatif, Sekolah Perempuan tidak hanya menjadi ruang belajar, tetapi juga simbol perubahan dan harapan. Melalui inisiatif ini, pemerintah daerah ingin menciptakan masa depan di mana setiap perempuan memiliki peluang untuk bersinar, menemukan suaranya, dan meraih impiannya.
Hero optimistis bahwa program ini akan menjadi model keberhasilan pemberdayaan perempuan yang dapat ditiru oleh daerah lain. “Kami ingin Sekolah Perempuan tidak hanya berdampak di Kukar, tetapi juga menjadi inspirasi nasional,” ujarnya penuh keyakinan.
Inisiatif ini bukan sekadar membangun sebuah institusi, tetapi juga menyulam harapan dan mengukir masa depan yang lebih setara, inklusif, dan penuh potensi. Dalam semangat kolaborasi, Sekolah Perempuan siap menjadi pintu gerbang menuju pemberdayaan perempuan yang sesungguhnya, membawa nama Kutai Kartanegara sebagai pelopor perubahan positif.
Langkah strategis ini menunjukkan bahwa di tengah segala keterbatasan, harapan selalu menemukan jalannya. Di bawah naungan Sekolah Perempuan, masa depan perempuan Kukar kini berada di tangan yang kuat dan berdaya. Sebuah revolusi telah dimulai, menginspirasi generasi kini dan nanti untuk terus melangkah maju. (adv)