Samarinda, intuisi.co–Liverpool meraih kemenangan telak 5-1 atas Tottenham Hotspur dalam laga pekan ke-35 Liga Premier Inggris di Anfield pada Ahad (27/4/2025). Kemenangan ini kian mengukuhkan Liverpool di puncak dengan raihan 82 poin dari 34 pertandingan.
Torehan The Reds kini tak lagi terkejar oleh sang pesaing terdekat, Arsenal sang meriam London. Liverpool pun boleh berbangga hati karena menjuarai Liga Inggris musim 2024/2025. Pencapaian ini menandai gelar ke-20 Liverpool di Liga Inggris, alias yang kedua sejak era Premier League.
Sejak awal, pertandingan ini berlangsung dengan tempo tinggi dan dramatis sejak menit pertama. Tottenham sempat memberikan kejutan dengan gol cepat yang dicetak oleh Dominic Solanke pada menit ke-12. Sebuah serangan balik yang cepat dan efisien dari Spurs membuat Liverpool tertinggal, tetapi gol tersebut justru memicu reaksi hebat dari tim tuan rumah.
The Reds, yang dalam kondisi terbaiknya, merespons dengan sangat cepat. Luis Díaz, yang tampil luar biasa sepanjang pertandingan, berhasil mencetak gol penyama kedudukan hanya enam menit setelah gol Solanke.
Keunggulan Liverpool kemudian tercipta pada menit ke-29 melalui tendangan bebas cerdas dari Alexis Mac Allister yang mengubah skor menjadi 2-1. Hanya beberapa menit kemudian, Cody Gakpo menambah keunggulan Liverpool menjadi 3-1 setelah sebuah pergerakan brilian dan assist dari Salah.
Kedua tim tampak berusaha memperburuk situasi masing-masing di babak kedua. Mohamed Salah, yang menjadi momok bagi pertahanan Tottenham sepanjang laga, berhasil mencetak gol pada menit ke-52, memperlebar jarak menjadi 4-1. Gol tersebut seakan mengunci kemenangan Liverpool.
Namun, pada menit ke-67, situasi semakin parah bagi Tottenham saat Destiny Udogie mencetak gol bunuh diri, yang membuat skor menjadi 5-1 untuk Liverpool. Tottenham, yang tertekan, gagal menanggapi serangan-serangan tersebut dan akhirnya harus menelan kekalahan telak di Anfield.
Dominasi Penguasaan Bola dan Serangan Efektif Liverpool
The Reds menunjukkan dominasinya dengan penguasaan bola mencapai 70%. Mereka mampu mengendalikan permainan dengan sangat baik dan memanfaatkan kelemahan Tottenham di lini pertahanan.
Meskipun Tottenham mencatatkan jumlah tembakan yang lebih banyak (12 tembakan total), Liverpool lebih efisien dalam memanfaatkan peluang, dengan 8 tembakan tepat sasaran yang menghasilkan 5 gol.
Penampilan luar biasa dari Mohamed Salah dan Cody Gakpo, yang terus memberi tekanan pada pertahanan Spurs, menjadi kunci utama keberhasilan The Kop dalam laga ini.
Kelemahan Tottenham di Lini Belakang
Pertahanan Tottenham terlihat rapuh sepanjang pertandingan, terbukti dengan gol bunuh diri Udogie dan ketidakmampuan mereka untuk menghentikan serangan-serangan tajam dari Kopites.
Udogie, yang biasanya tampil solid, menjadi kambing hitam dalam kekalahan ini dengan gol bunuh diri yang menambah derita Tottenham. Selain itu, kesalahan penguasaan bola dan kurangnya komunikasi antarpemain belakang Tottenham membuat mereka terpapar serangan-serangan cepat Liverpool.
Meski ada beberapa momen bertahan yang cukup baik, seperti upaya Hugo Lloris dalam menepis beberapa tembakan, ketidakmampuan lini belakang untuk bertahan dengan kompak menjadi masalah besar.
Peran Liverpool yang Lebih Kompak di Lini Tengah
Lini tengah Liverpool, yang dipimpin oleh Alexis Mac Allister dan Dominik Szoboszlai, berhasil mendikte jalannya pertandingan. Mereka tidak hanya berhasil menguasai bola, tetapi juga menekan Tottenham dari lini tengah dengan pressing yang tinggi dan transisi serangan yang cepat.
Mac Allister sendiri menjadi bintang di lini tengah dengan mencetak gol dan memberikan kontribusi besar dalam mengalirkan bola ke depan. Sementara itu, Diogo Jota dan Luis Díaz memainkan peran vital dalam membuka ruang dan memberikan assist untuk rekan-rekannya.
Masalah di Lini Depan Tottenham
Di sisi lain, Tottenham gagal memanfaatkan peluang yang mereka miliki. Walaupun sempat unggul lebih dulu, mereka tak mampu mempertahankan keunggulan tersebut dan menunjukkan kekurangan dalam hal kreativitas dan ketajaman di lini depan.
Son Heung-min, yang biasanya menjadi ancaman utama, terlihat kurang tajam dan tidak mampu memberikan tekanan signifikan terhadap pertahanan Liverpool. Meskipun Solanke sempat memberikan harapan dengan gol pembuka, Tottenham secara keseluruhan tidak bisa menciptakan ancaman yang cukup besar untuk membalikkan keadaan.
Dampak Kekalahan bagi Tottenham
Kekalahan ini memiliki dampak yang sangat besar bagi Tottenham, yang kini semakin jauh dari zona Liga Champions dan tiket Eropa. Dengan hanya meraih 2 kemenangan dari 5 laga terakhir, Tottenham kini berada dalam posisi yang sangat sulit untuk finis di posisi yang bisa membawa mereka ke kompetisi Eropa musim depan.
Manajer Ange Postecoglou semakin tertekan, dengan banyak yang meragukan apakah ia bisa mengembalikan performa tim setelah rentetan hasil buruk. Keputusan-keputusan strategis di bursa transfer serta taktik yang diterapkan Postecoglou akan menjadi sorotan besar dalam beberapa pekan mendatang.
Secara keseluruhan, Tottenham harus segera memperbaiki pertahanan mereka dan meningkatkan ketajaman di lini depan jika ingin tetap bersaing di papan atas klasemen. Mereka harus lebih konsisten di sisa musim ini untuk menghindari terdepak dari posisi-posisi kunci yang bisa memberikan mereka tiket ke kompetisi Eropa.
Liverpool yang Semakin Dekat dengan Gelar Liga Premier
Di sisi lain, kemenangan besar ini semakin mendekatkan Liverpool pada gelar Liga Premier mereka yang ke-20. Jurgen Klopp dan timnya kini hanya tinggal beberapa langkah lagi untuk meraih trofi yang telah lama mereka impikan.
Kekuatan serangan mereka, yang semakin solid dengan keberadaan Salah, Gakpo, dan Díaz, serta lini tengah yang dinamis, menjadikan Liverpool sebagai tim yang sangat sulit untuk dikalahkan di sisa musim ini.
Kemenangan 5-1 ini menunjukkan betapa besar dominasi Liverpool di kandang sendiri. Meskipun Tottenham sempat memberikan kejutan di awal pertandingan, Liverpool dengan cepat menguasai permainan dan menunjukkan kualitas mereka sebagai salah satu tim terbaik di Liga Premier.
Tottenham, di sisi lain, harus segera menemukan solusi untuk memperbaiki pertahanan dan lini depan mereka, jika tidak, mereka bisa kehilangan peluang untuk meraih tiket Eropa. Tekanan terhadap manajer Postecoglou pun semakin meningkat setelah kekalahan ini. (*)