HeadlinePemprov Kaltim

Mandiri Finansial, Kunci Sukses Destana di Kaltim

Dengan keterbatasan anggaran pemerintah, desa-desa tangguh bencana di Kalimantan Timur dituntut untuk mandiri secara finansial.

Samarinda, intuisi.co – Desa Tangguh Bencana (Destana) adalah program yang bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat desa dalam menghadapi bencana. Program ini diinisiasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di setiap provinsi.

Di Kalimantan Timur, program Destana sudah berjalan sejak tahun 2017. Hingga saat ini, sudah ada 15 desa yang telah berstatus Destana di provinsi ini. Namun, tantangan yang dihadapi oleh program ini adalah keterbatasan anggaran yang bisa disalurkan oleh pemerintah.

Kepala Pelaksana BPBD Kaltim Agus Tianur mengatakan, pengalokasian anggaran program Destana masih “abu-abu”. Ia berharap agar desa-desa yang telah berstatus Destana bisa mandiri secara finansial.

“Sehingga kita harapkan Destana mandiri, jangan berharap pemerintah. Karena pemerintah kan juga terbatas,” ujarnya melalui Perencana Mitigasi dan Adaptasi, Ivan Ramdhany.

Salah satu cara untuk mewujudkan kemandirian finansial adalah dengan menunjuk ketua atau pemimpin yang benar-benar memiliki kapasitas. Terutama kapasitas secara finansial. Karena, dengan orang yang memang memiliki pengaruh di desa tersebut, dipastikan mudah mengumpulkan biaya untuk program Destana maupun aspirasi masyarakat.

“Seperti di provinsi, ini juga membentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (F-PRB) Pro Kaltim. Kita sudah buat dan diketuai oleh Anggota DPD RI, Nanang Sulaiman,” kata Ivan.

F-PRB adalah forum yang beranggotakan wakil-wakil dari masyarakat, pemerintah, akademisi, media, swasta, dan organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang penanggulangan bencana. Forum ini bertugas untuk mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengadvokasi kegiatan pengurangan risiko bencana di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan desa.

Pembentukan F-PRB ini memang menjadi salah satu indikator dalam membentuk Destana. Seluruh tingkatan Destana mensyaratkan adanya F-PRB. Dengan adanya F-PRB, diharapkan program Destana bisa berjalan lebih efektif dan efisien.

“Kita harapkan dengan adanya F-PRB, bisa membantu Destana dalam hal perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi. Juga bisa membantu dalam hal penggalangan dana, baik dari pemerintah maupun dari sumber lain,” tutur Ivan.

Ivan menambahkan, program Destana tidak hanya berfokus pada aspek kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana, tetapi juga pada aspek pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat. Ia berharap agar program Destana bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kaltim.

“Kita ingin Destana tidak hanya tangguh bencana, tetapi juga tangguh ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Kita ingin Destana menjadi desa yang mandiri, maju, dan sejahtera,” pungkasnya. (BPBDKaltim/Adv/Tya)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.