Masalah Blankspot Kukar Sudah Masuk Radar Kemenko Polhukam
Kukar mendapat lawatan dari Kementrian Koordinator (Kemenko) Polhukam RI. Salah satu materi pembahasan ialah akses internet.
Tenggarong, intuisi.co-Kemenko Polhukam RI berkunjung ke Kutai Kartanegara atau Kukar. Kabupaten ini merupakan salah satu daerah penyangga IKN Nusantara.
Dalam kunjungan tersebut, kementerian ini juga membawa PLN, provider telekomunikasi dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Kaltim.
Salah satu pembahasan penting dalam lawatan tersebut ialah membahas pembangunan infrastruktur komunikasi di daerah penyangga.
Asisten Deputi Bidang Koordinasi Telekomunikasi dan Informatika Kemenko Polhukam RI, Budi Eko menyebut, pihaknya berusaha menjembatani kendala yang dihadapi pemerintah daerah.
Kemenko Polhukam akan memetakan masalah di daerah penyangga IKN Nusantara, terutama terkait permasalahan blankspot.
Kemenko Polhukam berkomitmen mencari solusi dari akar permasalahan dengan menawarkan sejumlah opsi. Melalui pemberian subsidi maupun merespons kebutuhan daerah penyangga IKN IKN Nusantara.
“Kami mengunjungi daerah penyangga IKN, ketika IKN siap maka daerah penyangga tidak boleh tertinggal dalam hal telekomunikasi. Jadi tidak ada kesenjangan,” ujarnya kepada kontributor intuisi.co pada Rabu, 15 Maret 2023.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kutai Kartanegara, Dafip Haryanto memaparkan sejumlah masalah telekomunikasi di Kukar.
Pertama, masih ada sejumlah program Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang belum berjalan maksimal.
Hal ini diakibatkan karena tumpang tindihnya program antara pemerintah daerah dengan provider yang telah mendapat penugasan untuk mengatasi blankspot.
“Kami sudah minta provider untuk menyelaraskan program. Dengan begitu akan lebih efisien dalam kemanfaatan anggaran,” kata Dafip.
BTS Masih Terbatas di Kawasan Perkotaan
Kedua, penyediaan infrastruktur telekomunikasi Base Transceiver Station (BTS) di Kutai Kartanegara masih berada di wilayah perkotaan.
Padahal, berdasarkan data yang dimiliki Diskominfo Kutai Kartanegara, komposisi 75 penduduk berada di wilayah desa.
“Sebaran BTS masih banyak di kota. Jadi masih banyak desa yang belum tercover keseluruhan. Walaupun pusat pemerintahan, kecamatan dan desa itu sudah (tercover) internet,” imbuhnya.
Sebagi informasi, pada 2021, ada 23 desa di Kabupaten Kutai Kartanegara yang masuk ke dalam wilayah blankspot atau tidak terjangkau sinyal internet.
Dalam kurun waktu enam bulan, ada empat desa yang sudah menikmati jaringan telekomunikasi seluler pada tahun 2021.
Di antaranya Desa Sukabumi Kecamatan Kota Bangun, Desa Rantau Hempang Kecamatan Muara Kaman. Kemudian, Desa Buluk Sen Kecamatan Tabang dan Desa Bendang Raya Kecamatan Tenggarong.
Pada 2022, ada 18 desa di Kutai Kartanegara yang tersisa. Seluruh desa ini ditarget bisa menikmati sinyal internet pada tahun 2023.
Demi mewujudkan target ini, Pemkab Kutai Kartanegara telah menggelontorkan anggaran senilai Rp4,9 miliar dari APBD Kukar 2022.
Anggaran ini dipergunakan untuk merealisasikan pembangunan tower repeater 4G atau penguat sinyal di delapan desa.
Desa-desa di Kukar yang Sukar Jaringan Telekomunikasi
Delapan desa ini menjadi tanggung jawab pengerjaan Pemkab Kukar untuk diselesaikan permasalahan titik buta internet.
Yakni Desa Sallo Cella Kecamatan Muara Badak, Desa Muhuran, Desa Sebelimbingan, dan Desa Wonosari Rimba Ayu di Kecamatan Kota Bangun.
Kemudian, Desa Kupang baru Kecamatan Muara Kaman, Desa Muara Aloh dan Desa Tanjung Batuq Harapan Kecamatan Muntai, serta Desa Long lalang Kecamatan Tabang.
“Kalau desa yang berlokasi di dekat IKN rata-rata sudah tercover. Seperti Loa Kulu, Loa Janan dan Samboja. Secara umum sudah tidak ada kendala,” sebut Dafip.
Sementara itu, ada 10 desa lainnya menjadi tanggungjawab Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
Meliputi Desa Benua Baru Kecamatan Kota Bangun, Desa Muara Enggelam Kecamatan Muara Wis, Desa Long beleh Modang Kecamatan kembang Janggut.
Selanjutnya, Desa Muara Tuboq, Desa Muara Kebaq, Desa Muara Salung, Desa Muara Tiq, Desa Muara Belinau, Desa Umaq Dian, dan Desa Umaq Tukung di Kecamatan Tabang.
“Tadi kami sampaikan ada beberapa hal terkait dengan sisa yang menjadi tanggung jawab Kominfo. Sekira 6 atau 7 wilayah blankspot,” sebutnya lagi.
Dafip menambahkan, rencana mengentaskan blankspot juga sejalan dengan komitmen Diskominfo Kukar dalam mendigitalisasi pemerintah desa.
“Demi mensukseskan program digitalisasi bagi penataan pemerintahan dan keuangan desa, diperlukan jaringan internet memadai,” pungkasnya. (*)