Matangkan Asesmen Nasional, Disdik Kutim Gencar Sosialisasi
Ujian Nasional kini bersalin nama menjadi Asesmen Nasional (AN). Dinas Pendidikan Kutai Timur pun siap menerapkan sistem baru tersebut.
Sangatta, intuisi.co–Disdik Kutim kini tengah bersiap dalam penerapan Asesmen Nasional. Agar tenaga pendidik dan orangtua murid tak kaget dengan beleid tersebut, maka sosialiasi pun dilakukan bertahap.
Pasalnya, dalam metode Asesmen Nasional, tak hanya siswa saja yang diuji, guru dan kepala sekolah pun menghadapi hal serupa. Asesmen ini bakal menjadi tolak ukur dalam memetakan sistem pendidikan negara. Baik untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Kepala Disdik Kutim, Syahrir, mengatakan bahwa sosialisasi ini bakal berjenjang. Sesuai wilayah kerja, maka kewenangan Disdik Kutai Timur berada di PAUD, SD dan SMP. Khusus, SMP misalnya, ada 37 sekolah yang bakal mendapat jatah sosialisasi. Tujuan penerangan ini tak lain agar semua sekolah memiliki keseragaman pemahaman terkait AN itu sendiri.
“Maka perlu diseragamkan agar tidak ada ketimpangan dalam proses menjalankannya nanti,” ucap Syahrir kepada intuisi.co pada Senin siang, 15 November 2021.
Lebih lanjut ia menerangkan, asesmen dengan penilaian menyeluruh harus disiapkan dengan baik. Sebab, sasarannya tak hanya siswa, tapi juga guru dan lingkungan sekolah. Selain ada asesmen kompetensi minimal, ada juga survei lingkungan dan karakter untuk guru.
“Jadi memang penilaian tidak hanya siswa. Guru, kepala sekolah dan lingkungan sekolah juga bakal dinilai,” urainya.
Kata dia, sekolah diharapkan tidak lagi memiliki persepsi sendiri-sendiri dalam menjalankan AN. Sekaligus melihat sejauh mana tingkat pendidikan di Kutim. Langkah strategis pun dapat segera diambil jika dirasa ada kekurangan.
“Akan banyak instrumen yang dipakai nantinya. Maka sekolah juga perlu tau mengenai masalah ini,” tuturnya.
Dia menambahkan, hasil dari asesmen itu akan menelurkan rapor mutu. Akhirnya muncul kemampuan sekolah dalam menerapkan sistem pendidikan. Terlihat baik atau tidak rapor tersebut akan menjadi acuan Disdik untuk mengambil kebijakan selanjutnya.
“Jadi kami akan punya dasar dalam penerapan kebijakan. Maka sekolah diharapkan dapat memahami bagaimana proses menjalani asesmen ini,” pungkasnya. (int02)