Melihat Lapak PKL dan Parkir Liar yang Jadi Biang Kemacetan Samarinda
Sejumlah kemacetan di Samarinda, tak sedikit dipicu aktivitas pedagang kaki lima yang tersebar di titik kota. Belum lagi parkir liar di sekitarnya.
Samarinda, intuisi.co – Kemacetan sudah bukan hal mengejutkan lagi di Samarinda. Ragam persoalan jadi pemicu situasi tak menyenangkan tersebut. Salah satunya aktivitas pedagang kaki lima yang begitu mepet dengan badan jalan.
Sejumlah titik operasi PKL memicu kemacetan di Samarinda salah satunya Jalan Otto Iskandardinata (Otista), Kelurahan Sungai Dama, Kecamatan Samarinda Ilir. Areal itu beberapa waktu lalu ditinjau langsung Wali Kota Samarinda Andi Harun.
“PKL tumbuh bersama dengan kota. Mari kita tata dan PKL juga mau ditata serta mendukung pemerintah,” sebut Andi Harun, seperti dilansir dari rilis resmi Pemkot Samarinda, Rabu sore, 17 Maret 2021.
Selain Jalan Otto Iskandardinata, areal lain jadi lokasi kemacetan di Samarinda berdekatan lapak PKL, salah satunya di Jalan Pahlawan, khususnya depan Pasar Segiri. Saban hari kerap didamati tumpukan kendaraan di muka pasar tradisional tersebut. Makin berjubel ketika banyak kendaraan pelanggan parikir di tepi jalan.
Ada pula Jalan Jenderal Sudirman menuju Pasar Pagi. Hingga berlanjut ke Jalan Otista yang dekat Pasar Sungai Dama. Begitu juga di Jalan Slamet Riyadi menuju Jembatan Mahakam. Beberapa waktu terakhir, kepadatan bisa sedikit diurai setelah Jembatan Kembar atau Mahkota IV hadir.
Strategi Atasi Kemacetan Samarinda
Walau demikian, jalur yang bersisian dengan pasar tak bisa lepas dari kemacetan. Kehadiran PKL di badan jalan plus kendaraan parkir di dekatnya, menjadi biang macet di kawasan tersebut. Itu sebab penertiban menuntut ditunaikan. Namun dalam prosesnya, Andi Harun menyebut bakal membina terlebih dahulu.
“Tapi kalau tidak mau dibina, kita akan tindak tegas. Kita pemerintah harus tegas,” sebutnya.
Andi Harun yang sebelumnya wakil ketua DPRD Kaltim, menegaskan tak ingin mematikan usaha PKL. Demikian juga dengan juru parkir. Karena itu, pembinaan menjadi pilihan utama. “Polanya bisa menerapkan sistem bagi hasil,” sebutnya.
Sementara khusus parkir liar, dikemukakan opsi lain yang bisa diterapkan. Misalnya dengan parkir elektronik. Langkah tersebut juga diharapkan bisa membawa untung. Baik itu bagi pemerintah ataupun pengelola parkir. Di sisi lain, lapangan pekerjaan juga diyakini bisa ikut terbuka.
“Saya bersyukur masyarakat mendukung 100 persen langkah penertiban tersebut,” pungkasnya. (*)
View this post on Instagram