DPRD Kaltim

Menggali Kearifan Lokal: Menuju Pemanfaatan Optimal Alur Sungai Mahakam untuk Pembangunan Berkelanjutan

Samarinda, Intuisi.co – Potensi alur Sungai Mahakam sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi perhatian utama Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Agiel Suwarno. Upayanya untuk merangsang pemaksimalan potensi tersebut melibatkan pendekatan yang lebih mendalam, dengan mengeksplorasi nilai-nilai kearifan lokal dan melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengembangan. Suwarno mengusulkan pendekatan inovatif ini sebagai langkah menuju pembentukan Peraturan Daerah (Perda) inisiatif.

“Dorongan untuk perda inisiatif, saya belum lihat apakah Komisi mendorong itu. Kalau ada, ya perlu ada kajian dulu. Itu harus dibicarakan, baru nanti apakah itu masuk inisiatif atau pemerintah mendorong ke DPRD,” papar Agiel Suwarno, menegaskan perlunya kajian mendalam sebelum mengimplementasikan kebijakan.

Kearifan Lokal dan Pengembangan Sungai Mahakam Agiel Suwarno menekankan pentingnya melibatkan kearifan lokal dalam pengembangan potensi Sungai Mahakam. Sungai ini tidak hanya menjadi sumber pendapatan, tetapi juga mengandung nilai-nilai budaya dan tradisional yang dapat memberikan identitas kuat bagi masyarakat setempat.

“Penting bagi kita untuk melihat Sungai Mahakam tidak hanya sebagai sumber pendapatan, tetapi juga sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan. Dengan melibatkan masyarakat dan menggali kearifan lokal, kita dapat merancang pengembangan yang berkelanjutan dan berdampingan dengan nilai-nilai tradisional,”

Pemberdayaan Komunitas Lokal Langkah strategis dalam menggali potensi Sungai Mahakam adalah melibatkan komunitas lokal dalam setiap tahapan pengembangan. Partisipasi mereka tidak hanya sebagai penerima manfaat, tetapi sebagai mitra yang memiliki peran aktif dalam merumuskan kebijakan dan mengelola potensi alam di sekitar mereka. “Kami harus membuka ruang bagi partisipasi aktif masyarakat. Dengan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan, kita dapat memastikan bahwa pengembangan Sungai Mahakam mencerminkan kebutuhan dan keinginan masyarakat setempat,” tegas Suwarno.

Potensi Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal Pengembangan sektor pariwisata Sungai Mahakam yang berbasis kearifan lokal dapat menjadi magnet bagi wisatawan yang mencari pengalaman autentik. Pemanfaatan budaya lokal, tradisi, dan keterlibatan masyarakat dalam menyajikan pengalaman unik dapat meningkatkan daya tarik destinasi. “Jangan hanya melihat Sungai Mahakam sebagai objek pariwisata, tapi juga sebagai cerita hidup masyarakat sekitar. Dengan menggali kearifan lokal, kita dapat menawarkan pengalaman yang berbeda dan mampu memikat hati para wisatawan,” kata Suwarno.

Inovasi Pemasaran Pariwisata Melalui Kearifan Lokal Pemasaran pariwisata Sungai Mahakam dapat ditingkatkan melalui inovasi berbasis kearifan lokal. Pemanfaatan media digital dan sosial dapat menjadi sarana untuk mengenalkan cerita-cerita unik, tradisi lokal, dan keindahan alam Sungai Mahakam ke tingkat nasional maupun internasional.

“Mengemas cerita Sungai Mahakam melalui media digital dapat menjadi daya tarik tersendiri. Wisatawan modern mencari pengalaman yang berkesan dan autentik, dan kearifan lokal dapat menjadi elemen kunci dalam meraih perhatian mereka,”

Model Pengelolaan Partisipatif Dalam merancang kebijakan pengelolaan potensi Sungai Mahakam, Suwarno mencanangkan model pengelolaan partisipatif yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Melalui kolaborasi ini, diharapkan dapat diciptakan solusi-solusi inovatif yang memperhitungkan berbagai aspek keberlanjutan. “Model pengelolaan partisipatif dapat menciptakan harmoni antara kepentingan ekonomi, lingkungan, dan sosial. Dengan demikian, kita dapat mengelola potensi Sungai Mahakam dengan bijaksana dan memastikan keberlanjutan bagi generasi mendatang,” pungkas Suwarno.

Pendidikan dan Pelibatan Generasi Muda Untuk memastikan keberlanjutan pengelolaan potensi Sungai Mahakam, pendidikan dan pelibatan generasi muda sangat penting. Suwarno menekankan perlunya mengintegrasikan pendidikan lingkungan dan kearifan lokal dalam kurikulum sekolah. “Generasi muda adalah pemimpin masa depan. Melibatkan mereka dalam upaya pelestarian dan pengembangan Sungai Mahakam adalah investasi jangka panjang untuk keberlanjutan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan,” ujar Suwarno.

Pembentukan Perda inisiatif menjadi langkah awal yang strategis, tetapi perlu disertai dengan upaya konkret dalam melibatkan masyarakat dan menggali nilai-nilai kearifan lokal. Dengan pendekatan holistik dan partisipatif, potensi Sungai Mahakam dapat menjadi model pembangunan berkelanjutan yang menghormati warisan budaya dan menjaga kelestarian lingkungan.(DPRDKALTIM/ADV/CRI).

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.