HeadlineSorotan

Menghanyutkannya Melaju di Tol Balsam, Mayoritas Kecelakaan Dipicu Sopir Mengantuk

Sudah delapan kasus kecelakaan di Jalan Tol Balikpapan-Samarinda sejak beroperasi Desember 2019. Untungnya, belum satupun kasus menelan korban jiwa.

Samarinda, intuisi.co – Jalan Tol Balikpapan-Samarinda atau akrab disebut Tol Balsam, mulai beroperasi Desember 2019. Hingga Februari 2020 ini, tercatat delapan kecelakaan di jalan bebas hambatan pertama Kalimantan itu. Syukurnya belum satupun menelan korban jiwa dari segenap insiden tersebut.

Yang teranyar terjadi menjelang siang, Rabu, 19 Februari 2020. Persisnya di kilometer 82, dekat Gerbang Tol Palaran. Mobil Toyota Avanza bernomor polisi KT 1539 KP, berisikan satu keluarga, oleng hingga menabrak pagar pengaman jalan. Menghantam persis di ujung guardrail hingga menembus badan mobil.

Beruntungnya, para penumpang lolos dari hantaman pagar pengaman tersebut. Hanya mengalami luka-luka akibat benturan.

“Kendaraan dari arah Balikpapan keluar pintu Tol Palaran. Soprinya mengantuk lalu hilang kendali hingga akhirnya menabrak guardrail,” terang Manager Area Jasa Marga Tollroad Operation (JMTO), Ronny Hendrawan, saat dikonfirmasi reporter intuisi.co.

Dari informasi yang dihimpun media ini, sopir kendaraan nahas tersebut adalah Puji Syukur, 41 tahun. Membawa satu keluarga di kursi penumpang. Total berisi tujuh penumpang. Semula hendak berlibur ke rumah keluarga di Samarinda.

Dari tujuh penumpang tersebut, enam dilarikan ke RSUD IA Moeis, Samarinda Seberang. Tim bergerak cepat begitu menerima informasi kecelakaan dari tim patroli. Mengantisipasi kemungkinan kemacetan maupun terganggungnya lalu lintas pengguna jalan tol lainnya, para korban berikut kendaraannya, langsung dievakuasi.

JMTO mencatat Tol Balsam sejak dibuka Desember 2019 hingga Februari 2020 ini, diwarnai delapan kasus kecelakaan. Berdasar penyelidikan petugas lapangan, sebagian kecelakaan disebabkan kelalaian pengemudi. Para sopir kehilangan kendali akan kendaraannya karena mengantuk.

Konsentrasi yang hilang dengan mobil melaju di atas 80 kilometer per jam, membuat kecelakaan pun tak terhindarkan. Ada yang keluar jalur tol, ada yang menabrak guard rail. “Penyebabnya karena itu. Mengantuk atau hilang konsentrasi. Jadi bukan akibat kontur jalan,” katanya.

Patroli dan Pasang Rambu

Kendaraan yang melaju di atas 80 kilometer per jam, ditambah lagi membawa penumpang banyak, merupakan kondisi yang berbahaya. Seharusnya, lanjut dia, para sopir bisa lebih bijak. Mengurangi kecepatan untuk tetap berkendara dengan aman.

JMTO juga sudah memasang rambu peringatan. Para sopir diingatkan untuk tak memacu kendaraan melebih ketetapan. Sebagaimana diterapkan di Jalan Tol Balsam, kecepatan maksimal adalah 80 kilometer per jam.

Usaha mencegah kecelakaan di ruas tol juga diklaim tak sekadar pemasangan rambu. Demi mengantisipasi kejadian serupa, aktivitas patroli telah dirutinkan. Ada tiga regu bertugas mengawasi jalan bebas hambatan pertama di Kalimantan itu. Maka, bila terjadi kecelakaan pun, bisa dengan cepat ditangani.

Dari kejadian kali ini, Ronny berharap agar para pengguna jalan tol bisa semakin waspada. Terlebih selama berkendara. Bila mengantuk, segera berhenti. Jangan memaksakan terus mengemudi. Kesadaran begini begitu krusial dalam memastikan perjalanan berlangsung aman dan nyaman.

“Tak lupa juga, sebelum berangkat, periksa kelengkapan kendaraan. Pastikan mobil aman. Mulai rem hingga kaki-kaki kendaraan,” pungkasnya. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.