Kaltim Mandiri Pangan Tahun Depan, Ini Target Mentan Amran

Program Swasembada Pangan 2025 menjadi langkah strategis pemerintah menjaga ketahanan pangan nasional

intuisi

8 Mei 2025 23:28 WITA

Ilustrasi petani mengangkat bibit padi. (Istimewa/pixabay.com)

Samarinda, intuisi.co— Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, menatap tajam hamparan lahan tidur di Kalimantan Timur. Di matanya, lahan-lahan tak tergarap itu bukan sekadar hamparan kosong, melainkan peluang emas untuk menjadikan Kaltim sebagai provinsi mandiri pangan pada 2026.

“Insyaallah, paling lambat tahun depan, Kaltim sudah bisa penuhi kebutuhan berasnya sendiri tanpa ketergantungan luar,” ujarnya di Balikpapan pada Kamis (8/5/2025).

Pernyataan itu bukan sekadar janji. Pemerintah pusat telah menyiapkan anggaran Rp 500 juta untuk mencetak sawah baru, menggelar sistem irigasi, hingga penyediaan pupuk. Fokus utama ialah membebaskan Kaltim dari defisit beras yang selama ini mencapai 250 ribu ton per tahun. Dan ke depan bisa mandiri pangan.

Data menunjukkan kebutuhan beras Kaltim menyentuh 450 ribu ton per tahun, sedangkan produksi lokal baru berada di angka 200 ribu ton. Sisa 250 ribu ton selama ini diimpor dari luar daerah. Amran menilai, mengoptimalkan lahan tidur adalah kunci utama menutup celah itu.

“Kaltim punya lahan luas yang belum tergarap. Ini peluang besar,” tegasnya.

Ia menyebutkan, Kaltim tidak hanya siap mencetak sawah baru, tetapi juga akan menggenjot penggunaan teknologi pertanian. Mulai dari varietas padi unggul, mekanisasi alat berat, hingga penggunaan drone untuk efisiensi penyemaian pangan ke depan.

Di sisi lain, Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud, menyambut baik langkah pemerintah pusat. Menurutnya, Kaltim memiliki ratusan ribu hektare lahan non-tambang dan non-sawit yang siap dialihfungsikan menjadi lahan pertanian produktif untuk mandiri pangan.

“Kami siap menyukseskan program ini. Tantangan memang ada, seperti ketersediaan bibit, pupuk, dan SDM petani. Tapi dengan dukungan pusat, transformasi sektor pertanian pasti bisa diwujudkan,” kata Rudy.

Program cetak sawah baru ini, kata Amran, akan menjadi pintu masuk bagi Kaltim untuk lepas dari ketergantungan beras luar daerah. Namun, tantangan terbesar tetaplah di bidang infrastruktur irigasi yang selama ini terabaikan.

“Kalau irigasi tidak jalan, sawah akan mati,” tegasnya.

Kini, tugas berat itu diemban Kaltim, provinsi yang selama ini lebih dikenal sebagai lumbung tambang ketimbang lumbung padi. Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menjadi daerah terbanyak memproduksi padi.

Kabupaten ini memproduksi sebanyak 106.553 ton GKG pada 2024. Terbanyak kedua Kabupaten Paser sebanyak 52.886 ton dan ketiga ialah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dengan 48.113 ton. Secara umum produksi padi Kaltim pada 2024 mengalami kenaikan 9,99 persen hingga menjadi 249.640 ton GKG, ketimbang 2023 yang sebanyak 226.970 ton GKG. (*)

Ikuti berita-berita terbaru Intuisi di Google News!