Mereka yang Terlupakan dalam Penanggulangan Bencana
Di tengah krisis kemanusiaan akibat bencana alam, ada sekelompok masyarakat yang terlupakan, termasuk komunitas prostitusi.
Samarinda, intuisi.co – Di tengah bencana alam yang kerap melanda Kalimantan Timur, ada sekelompok masyarakat yang sering terabaikan dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi. Mereka adalah komunitas prostitusi, termasuk yang berada di kilo 10 Samarinda-Balikpapan. Bagaimana nasib mereka di tengah krisis kemanusiaan?
Andik Wahyudi, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim, mengaku bahwa pihaknya belum bisa memberikan perhatian penuh kepada mereka. Padahal, menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bidang rehabilitasi memiliki kewajiban untuk melakukan pemulihan sosial psikologis bagi masyarakat terdampak bencana.
“Mereka juga bagian dari masyarakat yang perlu dilindungi,” kata Andik.
Andik menjelaskan bahwa salah satu kendala yang dihadapi adalah sulitnya mengakses komunitas prostitusi tersebut. Mereka cenderung tertutup dan tidak mau berinteraksi dengan pihak luar. Selain itu, ada juga stigma negatif yang melekat pada mereka.
“Mungkin kita tidak bisa mengasih tahu mereka tentang pentingnya pemulihan psikososial, tapi tatkala disentuh terkait dengan keyakinannya, bisa lebih baik,” ujarnya.
Untuk itu, Andik menggandeng tokoh agama dan tokoh adat untuk melakukan pendekatan kepada komunitas prostitusi tersebut. Ia berharap dengan cara ini, mereka bisa lebih terbuka dan mau menerima bantuan dari BPBD.
Andik menambahkan bahwa BPBD merupakan satu institusi yang komprehensif. Karena itu, berbagai sektor bisa menjadi tupoksi yang dilakukan BPBD. Bukan lagi urusan pentahelix, namun multihelix.
“Yang dulu kebencanaan merupakan urusan pentahelix, sekarang multihelix. Ada lembaga masyarakat, lembaga pemerintahan, dan sekarang ada relawan, ditambah perguruan tinggi,” katanya.
Andik berharap dengan kerjasama multihelix ini, penanggulangan bencana di Kaltim bisa lebih efektif dan efisien. Ia juga berpesan bahwa kebencanaan itu adalah milik kita semua. Apabila terjadi kejadian, itu menjadi urusan kita semua.
“Kita harus saling membantu dan peduli satu sama lain,” kuncinya.(BPBDKaltim/Adv/Tya)