Muhammad Samsun Dorong Peran Swasta dalam Pengelolaan Stadion Palaran
Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun melihat potensi besar dari Stadion Utama Palaran yang lama terbengkalai. Saya bila ditelantarkan.
Samarinda, intuisi.co – Stadion Utama Palaran yang terbengkalai, sudah lama jadi perhatian wakil rakyat di DPRD Kaltim. Berbagai desakan mencuat agar fasilitas olahraga mewah itu bisa optimal. Sehingga bisa turut berperan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
“Kami sudah sering sampaikan mengenai itu (perbaikan dan pemanfaatan aset pemprov). Baiknya dirawat agar produktif,” sebut Wakil Ketua DPRD Kaltim, Muhammad Samsun, dikonfirmasi Selasa sore, 29 Desember 2020.
Menurut politikus PDI Perjuangan tersebut, Stadion Palaran memiliki banyak potensi besar. Dengan berbagai fasilitas yang terdapat dalam kompleks olahraga tersebut, banyak event olahraga besar bisa dihelat di sana.
Namun sayangnya, potensi itu kurang dioptimalkan. Setelah menjadi venue utama PON ke-17 pada 2008 lalu, stadion ini minim aktivitas. Terakhir kali adalah menjadi lokasi Piala Gubernur Kaltim pada 2018 lalu, yang diikuti sejumlah klub sepak bola top Tanah Air. “Kalau dikelola dengan baik pasti menghasilkan. Sayang itu jadi sarang hantu saja,” lanjut Samsun.
Informasi dihimpun intuisi.co, pembangunan Stadion Palaran menelan anggaran Rp800 miliar. Dibangun dengan kapasitas 67 ribu penonton. Terdiri dari kompleks olahraga dengan luas keseluruhan 88 hektare yan berisi berbagai venue olahraga.
Dengan potensi yang begitu besar, Samsun merasa sangat miris bila Stadion Palaran tak dimaksimalkan. Namun diakui, mengoptimalkan arena sebesar itu tentu tidak mudah. Diperlukan tangan dingin dan kreatif sehingga gelanggang olahraga tersebut tak terbengkalai begitu saja. “Sayang dibangun mahal-mahal namun ujungnya-ujungnya tak terurus,” tegasnya.
Samsun pun menyarankan agar kawasan tersebut masuk daftar lelang untuk diserahkan kepada pihak ketiga. Sehingga ada peran pengelola yang menjaga kelangsungan fasilitas tersebut. Oleh karena itu, menetapkan pengelola pun tak bisa sembarangan. Salah mengambil langkah, hal yang lebih buruk justru bisa terjadi. Samsun pun mencontohkan bila pengelolaannya dilakukan oleh perusahaan daerah. “Nanti bisa mangkrak. Baiknya swasta, tapi dengan klausul yang jelas sehingga pemprov dan pihak ketiga sama-sama mendapat untung,” lanjutnya.
Ujungnya, masyarakat di Palaran bisa merasakan dampak paling besar. Kegiatan berolahraga tak lagi mesti jauh-jauh ke kota. Sudah ada Stadion Utama Palaran dengan segudang fasilitas pendukungnya. “Keputusan ada di tangan pemprov. Jangan sampai aset-aset yang ada justru mangkrak. Lebih baik jadi pendongkrak pendapatan daerah,” pungkasnya. (*)