Olahan Tempe Desa Loh Sumber Ekspansi ke Pasar Nasional

intuisi

17 Apr 2025 13:19 WITA

Keripik Tempe Loh Sumber tembus pasar nasional. (Istimewa)

Tenggarong, intuisi.co- Desa Loh Sumber di Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) perlahan namun pasti menjelma menjadi salah satu pusat pengembangan ekonomi lokal berbasis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah Kutai Kartanegara.

Dengan mengandalkan potensi lokal berupa kedelai dan kreativitas masyarakatnya, desa ini kini dikenal luas sebagai sentra produksi tempe sekaligus produk olahannya seperti keripik tempe yang sudah menembus pasar nasional.

Di bawah kepemimpinan Kepala Desa Sukirno, Desa Loh Sumber tidak hanya fokus pada produksi tempe mentah untuk konsumsi harian masyarakat. Lebih dari itu, masyarakat mulai didorong untuk melakukan inovasi produk, mengolah tempe menjadi camilan siap santap dengan daya tahan yang lebih lama dan nilai jual yang lebih tinggi.

“Dulu kita hanya produksi tempe mentah, sekarang warga mulai berinovasi membuat keripik tempe. Dan hasilnya luar biasa, peminatnya bukan hanya dari Kukar, tapi sudah sampai Jakarta,” ujar Sukirno bangga, Kamis (17/4/2025).

Produk keripik tempe buatan warga Loh Sumber sudah berhasil mengisi rak-rak toko oleh-oleh dan e-commerce. Bahkan, dalam pengiriman terbarunya, UMKM binaan desa ini berhasil menembus pasar Jakarta dengan mengirimkan 1.000 bungkus keripik tempe. Sukirno mengatakan, permintaan terus meningkat seiring promosi yang semakin gencar dilakukan oleh pemerintah desa bersama para pelaku usaha.

Kolaborasi dengan Berbagai Pihak

Capaian tersebut tidak terjadi dalam semalam. Perjalanan pengembangan UMKM di Loh Sumber memerlukan sinergi antara masyarakat, pemerintah desa, dan pihak ketiga. Dalam hal ini, PT Multi Harapan Utama (MHU) menjadi mitra strategis yang memberikan pendampingan teknis, pelatihan produksi, hingga pelatihan manajemen keuangan dan pemasaran.

“PT MHU telah banyak membantu, dari sisi alat produksi, pelatihan cara pengemasan, sampai membantu membuka akses pasar. Mereka juga rutin memberikan pendampingan ke kelompok PKK desa, yang kini jadi motor utama produksi keripik tempe,” jelas Sukirno.

Semangat gotong royong dan kolaborasi yang kuat, masyarakat Desa Loh Sumber kini makin percaya diri. Mereka mulai memproduksi berbagai varian keripik tempe, seperti rasa original, balado, hingga keju, dengan tampilan kemasan yang kekinian dan ramah pasar retail modern.

Untuk menjaga kualitas dan konsistensi produksi, Pemdes Loh Sumber membentuk kelompok usaha bersama yang fokus pada pengelolaan produksi dan pemasaran. Ke depan, desa juga berencana membangun rumah produksi terpadu agar proses produksi bisa dilakukan secara efisien, terstandar, dan higienis.

“Ini bukan hanya soal makanan ringan. Ini tentang bagaimana produk desa bisa jadi komoditas yang mampu menopang ekonomi rumah tangga. Banyak ibu rumah tangga yang kini punya penghasilan tambahan dari usaha keripik tempe ini,” kata Sukirno.

Ia juga menyampaikan bahwa Pemdes sedang menyiapkan program pelatihan digital marketing dan pemasaran berbasis media sosial untuk menjangkau konsumen yang lebih luas. Strategi ini penting untuk memperkuat eksistensi UMKM lokal di tengah ketatnya persaingan pasar nasional.

Lebih dari itu, pengembangan UMKM ini juga membawa dampak sosial yang positif. Semangat berwirausaha di kalangan ibu-ibu dan pemuda meningkat, serta tumbuhnya solidaritas antarwarga dalam membangun merek dagang bersama.

Berkat berbagai upaya tersebut, Sukirno optimistis bahwa dalam waktu dekat, Desa Loh Sumber tidak hanya dikenal di Kalimantan Timur sebagai desa penghasil tempe, tetapi juga sebagai pusat industri kreatif makanan ringan yang kompetitif di tingkat nasional.

“Target kami ke depan adalah bisa masuk retail besar dan pameran nasional. Kami ingin keripik tempe Loh Sumber menjadi oleh-oleh khas dari Kukar, sekaligus simbol kemandirian ekonomi desa,” tutupnya. (adv/ara)

Ikuti berita-berita terbaru Intuisi di Google News!