Tenggarong, intuisi.co– Ikon budaya dan ekonomi kreatif Tenggarong, Pasar Seni, bersiap bertransformasi. Kepala Dinas PU Kukar, Wiyono, menjelaskan bahwa revitalisasi ini bertujuan untuk mengubah wajah Pasar Seni agar menjadi lebih menarik dan nyaman, sehingga mampu menarik lebih banyak wisatawan sekaligus memberikan ruang yang layak bagi masyarakat dan pelaku ekonomi kreatif setempat.
“Perencanaan dilakukan untuk memperbaiki tata ruang di Tenggarong, karena Pasar Seni selama ini sudah terlihat kumuh dan tidak dikelola dengan optimal,” kata Wiyono, Jumat (15/11/2024).
Dalam konsep revitalisasi ini, Dinas PU Kukar berencana merancang Pasar Seni dengan konsep baru yang lebih modern namun tetap mempertahankan sentuhan budaya lokal.
Konsep ini diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan dan menciptakan lingkungan yang mendukung kreativitas para seniman dan pelaku UMKM di bidang ekonomi kreatif.
“Kami masih merancang konsep yang sesuai, tetapi kami pastikan konsep ini akan memperindah kawasan ini dan menjadikannya ikon baru bagi Tenggarong,” tambah Wiyono.
Sebagai salah satu kawasan pariwisata yang memiliki potensi besar, Pasar Seni diharapkan akan menjadi pusat kegiatan seni dan ekonomi kreatif, sehingga bisa memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar.
Dengan sentuhan baru ini, Pasar Seni diharapkan menjadi tempat yang nyaman bagi para seniman, pengrajin, dan pelaku usaha lokal untuk memamerkan karya mereka.
Berbagai fasilitas juga akan diperbarui, termasuk penambahan ruang-ruang terbuka dan area pameran, yang diharapkan dapat memberikan pengalaman yang lebih menarik bagi pengunjung.
Selama proses revitalisasi berlangsung, para pedagang dan pelaku usaha di Pasar Seni akan dipindahkan sementara ke kawasan Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) di Taman Kota Raja (TKR).
Pemindahan ini dilakukan untuk memastikan bahwa para pedagang tetap bisa menjalankan usahanya tanpa terganggu oleh proses konstruksi.
“Kami ingin memastikan bahwa para pelaku UMKM tetap dapat beroperasi dan tidak kehilangan pendapatan selama revitalisasi ini berlangsung. Oleh karena itu, kami telah menyiapkan area sementara yang nyaman di Pujasera TKR,” jelas Wiyono.
Pemindahan ini juga akan dibarengi dengan pendampingan dan pelatihan bagi para pelaku usaha untuk membantu mereka menyiapkan diri menghadapi peningkatan arus wisatawan di masa mendatang.
Pemerintah daerah, melalui Dinas Koperasi dan UMKM, berkomitmen memberikan pelatihan dan pendampingan agar pelaku UMKM dapat meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka.
Ini sejalan dengan tujuan untuk menciptakan daya tarik wisata yang berkelanjutan, di mana ekonomi kreatif masyarakat setempat turut berkembang seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan.
Pasar Seni Tenggarong, meski memiliki potensi besar, selama ini belum bisa dioptimalkan sepenuhnya karena statusnya sebagai aset pemerintah provinsi.
Hal ini menyebabkan pemerintah Kabupaten Kukar tidak memiliki wewenang penuh untuk mengelola dan mengembangkan kawasan ini.
Namun, dengan adanya rencana perbaikan ini, Dinas PU Kukar berharap dapat berkolaborasi dengan pemerintah provinsi untuk menyelesaikan masalah kepemilikan aset sehingga pemerintah kabupaten memiliki kewenangan lebih besar dalam mengelola Pasar Seni di masa depan.
Wiyono menjelaskan bahwa koordinasi antara pemerintah kabupaten dan provinsi sangat penting untuk menyukseskan proyek revitalisasi ini, sekaligus memastikan pengelolaan Pasar Seni yang berkelanjutan.
“Kami berharap ke depannya, setelah revitalisasi selesai, pemerintah kabupaten dapat memiliki kewenangan lebih untuk mengelola Pasar Seni agar manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal oleh masyarakat lokal,” tambahnya.
Revitalisasi Pasar Seni ini juga sejalan dengan upaya Pemkab Kukar untuk memperindah Kota Tenggarong sebagai pusat wisata budaya dan seni.
Proyek revitalisasi ini diharapkan dapat menjadi pelengkap bagi ikon-ikon wisata lainnya di Tenggarong, seperti Taman Titik Nol yang baru-baru ini selesai diperbarui.
Dengan wajah baru yang segar, pemerintah berharap Pasar Seni akan menjadi destinasi favorit bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang ingin menikmati keindahan budaya dan seni tradisional Kutai Kartanegara.
Selain menarik minat wisatawan, revitalisasi ini diharapkan akan menjadi wadah bagi generasi muda Kukar untuk lebih mengenal dan mencintai budaya lokal.
“Dengan revitalisasi ini, kami ingin Pasar Seni tidak hanya menjadi tempat transaksi ekonomi kreatif, tetapi juga pusat edukasi bagi masyarakat dan wisatawan yang ingin mengetahui lebih jauh tentang seni dan budaya Kukar,” terang Wiyono.
Dengan adanya komitmen yang kuat dari pemerintah daerah, masyarakat berharap revitalisasi ini akan memberikan dampak positif yang berkelanjutan, baik bagi sektor pariwisata maupun ekonomi kreatif di Kukar.
Keberhasilan proyek ini juga diharapkan dapat memberikan contoh bagi daerah lain dalam mengelola aset-aset budaya dan seni sebagai bagian dari kekayaan daerah yang tak ternilai. (adv)