Tarakan, intuisi.co – Pasien covid-19 bikin heboh di Tarakan. Terdiagnosis positif virus corona, sempat dirawat sebagaimana pasien biasa. Lantaran tak mengaku melakukan perjalanan ke daerah terjangkit.
Diagnosis covid-19 tersebut diketahui Jumat pagi, 27 Maret 2020. Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Irianto Lambrie, mengabarkan berita buruk itu lewat akun Facebook-nya.
Dua warganya, dipastikan positif covid-19 lewat pemeriksaan Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya. Keduanya saat ini dirawat di tempat terpisah. Satu pasien diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor. Satu lagi di RSUD Pemprov Kaltara di Tarakan.
Keduanya diketahui memiliki riwayat perjalanan dari Jakarta, episentrum pandemi covid-19 di Tanah Air. Sempat ditetapkan orang dalam pemantauan (ODP) dan orang dalam pengawasan (PDP).
Pasien di Bulungan, merupakan seorang aparatur sipil negara. Berangkat ke Jakarta pada 4 Maret 2020. Hadir dalam pertemuan melibatkan 68 peserta. “Pasien 01 ini menginap di hotel Pasar Baru Jakarta. Sempat ke mal dua kali,” sebut Kepala Dinas Kesehatan Bulungan, dilansir dari benuanta.co.id.
Pasien 01 kembali ke Kaltara pada 7 Maret 2020. Mendarat di Tanjung Selor via Balikpapan. Sempat berkantor pada 9-12 Maret 2020, sebelum mengeluh sakit dan berobat pada 16 Maret 2020. Ia dirujuk ke rumah sakit pada 20 Maret 2020 dan segera diisolasi.
Dari penelusuran tim surveillance, pasien 01 diketahui melakukan kontak dengan 22 orang di kantornya. Ke-22 orang tersebut telah di-tracing dan diminta menjalankan isolasi mandiri. Seluruhnya juga akan diperiksa rapid test Dinas Kesehatan Bulungan.
Kasus Positif di Tarakan
Di Tarakan, pasien positif covid-19 lebih bikin heboh. Adalah seorang perempuan berusia 79 tahun. Sempat dirawat non-isolasi. Semula, tak ada yang menduga keluhannya berkaitan covid-19. Pasien tak menyebut pernah melakukan perjalanan ke Jakarta.
Sehingga, ketika dirujuk ke RSUD Tarakan, ia menjalani prosedur perawatan sebagaimana pasien umumnya. Ia juga tak mengakui memiliki gejala mirip virus corona. Sehingga, oleh rumah sakit hanya ditetapkan sebagai orang dalam pemantauan (ODP).
Namun demikian, dari hasil foto toraks muncul penampakan pneumonia. Belakangan, riwayat perjalanannya ke Jakarta baru diakui setelah hasil lab terhadap dirinya keluar. Menunjukkan covid-19 bersarang dalam tubuhnya.
Celakanya, ia sudah terlanjur menjalin kontak dengan banyak orang. Dari keluarga hingga tenaga medis. “Memang keluarga pasien sempat ngotot mau membesuk,” sebut Direktur Utama RSUD Tarakan dr Hasbi Hasyim, dilansir dari Lensa Kaltara.
“Ada sekitar 95 tenaga medis yang kontak langsung. Kami juga sudah mengambil sampel darah untuk diperiksa,” sambungnya.
Dalam konferensi persnya, Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Tarakan, dr Devy Ika Indriana, menyebut bahwa pasien positif tersebut berdomisili di Kelurahan Pamusian, Kecamatan Tarakan Tengah.
Selain tenaga medis yang sebelumnya merawat pasien positif covid-19, para keluarga juga bakal diikutkan rapid test. “Ada kelalaian pihak rumah sakit karena di ruang isolasi itu, (pasien) ditunggu oleh anaknya. Jadi anaknya kami masukkan daftar pasien dalam pengawasan karena kontak erat,” jelas Devy. (*)