Samarinda, intuisi.co – Pemeriksaan covid-19 sebelum penerbangan kini makin beragam di Bandara APT Pranoto Samarinda. Selain swab hingga antigen, pemeriksaan menggunakan teknologi GeNose C19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta, segera diterapkan di bandara tersebut.
“Kami menjadi unit penyelenggara bandara pertama Kemenhub (Kementerian Perhubungan) yang menerapkan pemeriksaan penumpang dengan GeNose C19,” sebut Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas I Bandara APT Pranoto, Agung Pracayanto, kepada intuisi.co, Senin siang, 15 Maret 2021.
Penetapan APT Pranoto sebagai bandara pertama di bawah Kemenhub yang menggunakan pemeriksaan GeNose C19, tertuang dalam arahan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub yang disampaikan via surat direktur Keamanan Penerbangan. Menurut rencana, eksekusinya di APT Pranoto dilangsungkan pada 1 April 2021.
Dengan pelaksanaan yang kurang dari sebulan, pengelola bandara pun kian bersiap. Timeline eksekusi telah tersusun. Termasuk rangkaian uji coba hingga pengadaan peralatan penunjangnya, sehingga bisa dijalankan sesuai prosedur.
Uji coba tahap awal pun bakal dilakukan menyasar warga bandara, dijadwalkan pada pekan kedua Maret 2021. Sedangkan uji coba kepada penumpang, masih menunggu ketentuan dari Kemenhub. “Sesuai target Kementerian Perhubungan, awal pelaksanaan tes GeNose C19 pada 1 April 2021,” sebutnya.
Sebagai informasi, GeNose C19 merupakan perangkat yang bekerja mengikuti cara kerja hidung manusia. Memiliki cara kerja yang dijalankan pula oleh kecerdasan buatan. Teknologi tersebut bekerja atau memiliki kemampuan mendeteksi sampel napas yang telah diambil dari penggunanya.
Untuk mendeteksi covid-19 dari sampel yang diambil, alat ini memiliki tingkat akurasi mencapai 93—95 persen dengan sensitivitas 89—92 persen. Sehingga sejumlah ketentuan berlaku bagi individu yang diambil sampelnya. Termasuk dilarang merokok hingga menjalani puasa sejam sebelum diperiksa.
Rencana Enam Unit di Bandara APT Pranoto
Saat ini UPBU APT Pranoto Samarinda telah menerima tiga GeNose dengan 10 ribu kantong tiup dan 100 filter. Satu unit bisa memeriksa hingga 30 penumpang. Sehingga dengan dukungan tiga unit, perangkat GeNose yang tersedia bisa memeriksa 90 orang per jam. Jumlah yang lebih besar bakal terakomodasi setelah pihak bandara mendatangkan tiga unit lagi yang masuk rencana pengadaan.
Meski demikian, Agung Pracayanto memastikan penumpang dengan hasil pemeriksaan tes usap (swab test) hingga antigen, masih tetap berlaku. Apalagi dengan stok GeNose yang memang masih terbatas. Sehingga dinilai perlu ada opsi lain bagi penumpang.
“Untuk biaya belum dapat kami pastikan besarannya, karena sedang dihitung biaya produksinya oleh mitra (pihak ketiga), yaitu Klinik Media Farma,” sebutnya.
Agung memperkirakan pemeriksaan GeNose bakal jauh lebih murah. Terutama dibandingkan rapid antigen dengan tingkat akurat yang cukup tinggi. “Kami harap dengan adanya alat ini penumpang di APT Pranoto bisa meningkat,” pungkasnya. (*)
View this post on Instagram