Tenggarong, intuisi.co- Momen Idulfitri 1446 H di Kutai Kartanegara dipenuhi suasana haru. Ribuan jemaah yang memadati Masjid Agung Sultan Sulaiman Tenggarong. Tak hanya larut dalam gema takbir dan khidmatnya salat Id, tetapi juga dalam pesan perpisahan Bupati Kuka Edi Damansyah, sosok pemimpin yang telah mendampingi warga bertahun-tahun.
Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah, menggunakan kesempatan tersebut untuk berpamitan kepada masyarakat. Dalam pidatonya yang emosional, ia menyampaikan permintaan maaf dan mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan masyarakat selama masa jabatannya.
Pada kesempatan yang penuh berkah ini, saya ingin menyampaikan permohonan pamit dan permintaan maaf. Seperti yang kita ketahui bersama, masa jabatan saya sebagai Bupati Kukar akan berakhir setelah pelaksanaan tahapan Pemungutan Suara Ulang (PSU) nanti,” ujar Edi pada Senin (31/3/2025).
Dalam sambutannya, Edi menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai spiritual Ramadan yang telah dilalui. Ia mengajak seluruh jemaah untuk menjadikan ibadah selama sebulan penuh sebagai pondasi dalam memperkuat kepedulian sosial, mempererat kebersamaan, dan terus menebar manfaat di tengah masyarakat.
Namun, dari nada suara dan pilihan kata yang disampaikannya, tampak jelas bahwa pidato kali ini berbeda. Ada emosi yang tertahan, seakan setiap kalimat menjadi penanda akhir dari sebuah perjalanan panjang pengabdian. Tatapan Edi menyapu jemaah yang hadir, seolah ingin mengingat setiap wajah dan momen yang telah ia lalui bersama masyarakat Kukar.
“Saya merasa terhormat dan bersyukur dapat mengabdi kepada masyarakat Kukar yang sangat saya cintai selama ini. Seluruh niat, pikiran, waktu, dan diri saya, saya wakafkan sepenuhnya untuk masyarakat Kukar,” lanjutnya dengan suara bergetar.
Respons dari para jemaah pun menunjukkan betapa dalamnya ikatan emosional antara Edi dan masyarakat. Beberapa terlihat menunduk, menyeka air mata, dan mengangguk pelan sebagai bentuk penghormatan atas dedikasinya.
Tak lupa, Edi menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung jalannya pemerintahan selama ini, mulai dari jajaran pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga warga biasa yang turut membangun Kukar bersama-sama.
“Saya berharap segala upaya dan kerja keras yang telah kita lakukan bersama dapat memberikan manfaat besar bagi kemajuan dan kesejahteraan Kabupaten Kutai Kartanegara,” pungkasnya.
Begitu ia mengakhiri pidatonya, gema takbir kembali menggema, namun terasa lebih syahdu. Di bawah langit pagi yang cerah, langkah Edi meninggalkan podium menjadi simbol dari akhir sebuah kepemimpinan yang membekas dalam ingatan masyarakat Kukar. (adv/ara)