Perusahaan Sawit Gagas Sinergi Cegah Kebakaran Lahan, Contoh Baik Pelaku Usaha
Perusahaan sawit di Kabupaten Paser, Kaltim, berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencegah dan mengendalikan kebakaran lahan dan kebun.
Paser, intuisi.co – Di tengah ancaman kebakaran lahan dan kebun yang menghantui Kalimantan Timur, ada satu perusahaan sawit yang berusaha untuk mencegah dan mengendalikan bencana tersebut. PT Muara Toyu Subur Lesatai, yang berlokasi di Desa Muara Toyu, Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser, tidak hanya mengandalkan sarana dan prasarana yang memadai, tetapi juga menggandeng berbagai pihak untuk bersinergi dalam menjaga lingkungan hidup.
“Kami sadar bahwa kami tidak bisa sendiri dalam mengatasi masalah ini. Kami butuh kerjasama dengan pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat sekitar untuk mengembalikan fungsi lingkungan hidup sehingga dampak negatif lingkungan dapat dihindarkan,” ujar Tajuddin Laddede, Analis Kebijakan Ahli Muda di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kaltim, yang mewakili Kepala Pelaksana BPBD Kaltim Agus Tianur.
Tajuddin bersama tim kolaborasi yang terdiri dari BPBD Provinsi Kaltim, Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim, Dinas Kehutanan Provinsi Kaltim, dan pihak perusahaan, melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) pengendalian kebakaran lahan dan kebun di PT Muara Toyu Subur Lesatai pada Selasa (31/10/2023).
Dari hasil Monev, Tajuddin mengapresiasi upaya perusahaan sawit yang memiliki luasan kurang lebih 11.000 hektar ini dalam mencegah dan mengendalikan kebakaran. Ia menyebutkan bahwa perusahaan ini telah memenuhi persyaratan sarana dan prasarana (sarpras) yang dibutuhkan, seperti 8 unit mobil tangki, 60 unit pompa gendong, 20 unit bak penampungan, dan safety personil yang meliputi helm, sepatu, baju anti api, dan lain sebagainya.
Selain itu, perusahaan ini juga telah membuat sejumlah pos kawasan rawan kebakaran kebun sawit yang dapat berupa tower pemantau api, papan himbauan sekitar 32 titik, embung buatan, dan 1 embung alami. “Ini semua menunjukkan bahwa perusahaan ini peduli dengan lingkungan dan berusaha untuk mengurangi risiko kebakaran,” kata Tajuddin.
Namun, Tajuddin juga mengingatkan bahwa sarpras saja tidak cukup untuk menjamin keamanan lingkungan. Ia menekankan pentingnya peran masyarakat sekitar dalam mengawasi dan melaporkan adanya potensi atau indikasi kebakaran. Untuk itu, ia mengusulkan agar perusahaan melakukan pelatihan penanganan kebakaran dan penggunaan peralatan di sektor rawan kebakaran kepada masyarakat sekitar.
“Kami harap perusahaan tidak hanya memberikan CSR (corporate social responsibility) berupa bantuan sosial, tetapi juga memberikan edukasi dan keterampilan kepada masyarakat sekitar agar mereka bisa ikut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan,” ujarnya.
Tajuddin juga mengapresiasi kerjasama yang terjalin antara perusahaan dengan pihak-pihak terkait, seperti TNI, Polri, dan muspika setempat, dalam melakukan patroli gabungan selama musim kemarau sejak akhir bulan Juni hingga saat ini. Ia berharap kerjasama ini dapat terus berlanjut dan ditingkatkan di masa mendatang.
“Kami berharap sinergi ini dapat menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain yang bergerak di bidang perkebunan, khususnya sawit, agar lebih peduli dengan lingkungan dan bersama-sama mencegah dan mengendalikan kebakaran lahan dan kebun,” tutupnya. (BPBDKaltim/Adv/Tya)