HeadlineKutai KartanegaraPemkab Kukar

Petani Garam di Kukar Butuh Tenaga Ahli untuk Inovasi

Desa Kersik di Kukar mengembangkan produksi garam krosok dan meminta bantuan tenaga ahli untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan inovasi hasil panen.

banner diskominfo kukar

Tenggarong, intuisi.co—Wilayah pesisir Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur memiliki potensi besar di sektor maritim. Salah satu contohnya adalah Desa Kersik, Kecamatan Marangkayu, yang sedang mengembangkan produksi garam krosok. Namun, para petani garam di desa tersebut mengaku membutuhkan bantuan dari tenaga ahli untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.

Kepala Desa Kersik, Jumadi, mengatakan bahwa pihak desa sudah mengajukan permintaan kepada Pemerintah Kabupaten Kukar untuk mendatangkan tenaga ahli yang dapat memberikan pembinaan dan pendampingan kepada petani garam. Menurutnya, hal ini penting untuk mendorong inovasi dan pengembangan bisnis garam di desa tersebut.

“Sebenarnya kami butuh tenaga profesional untuk dapat membina para petani garam, kami butuh pelakunya itu untuk melakukan inovasi,” ujarnya, Sabtu, 15 April 2023.

Jumadi menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Kukar sebenarnya sudah sering memberikan bantuan berupa alat dan bahan kepada petani garam. Namun, bantuan tersebut tidak diikuti dengan pendampingan yang memadai, sehingga petani kesulitan menciptakan inovasi baru dalam proses produksi garam.

“Kami berharap semoga ada tenaga ahli yang siap membantu dalam pengembangannya,” harapnya.

Beberapa waktu lalu, petani garam di Desa Kersik berhasil melakukan panen garam sebanyak 1 kwintal atau 100 kilogram dari lahan seluas setengah hektare. Panen tersebut didukung oleh bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kalimantan Timur.

Namun demikian, Jumadi mengaku bahwa hasil panen tersebut masih belum memuaskan. Pasalnya, garam yang diproduksi hanya mampu memenuhi kebutuhan lokal, seperti pembuatan ikan asin dan keperluan masak sehari-hari. Ia berharap dapat meningkatkan produksi garam agar dapat menjangkau pasar yang lebih luas.

“Garam-garam itu digunakan untuk pembuatan ikan asin dan kebutuhan masak sehari-hari. Karena masih kecil cakupannya, jadi untuk pendapatan itu masih kecil jauh dari target,” pungkasnya. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.