EkonomiHeadlineSamarinda

PKT Target Pasar Amonium Nitrat, Nilai Investasi Capai Rp1,17 T

PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) terus melebarkan sayapnya. Kali ini korporasi tersebut membangun pabrik amonium nitrat di Benua Etam.

Samarinda, intuisi.co-PKT kembali berinovasi dengan mengembangkan komoditas amonium nitrat. Pabrik tersebut sedang tahap konstruksi dan ditargetkan rampung awal tahun depan. Nilai investasi megaproyek tersebut diperkirakan mencapai Rp1,17 triliun.

Indutrsi ini punya kapasitas produksi hingga 75 ribu ton amonium nitrat per tahun. Nantinya bakal dikelola oleh PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN). Merupakan perusahaan patungan PT Dahana (Persero) dengan Pupuk Kaltim.

Direktur Operasi dan Produksi PKT, Hanggara Patrianta menerangkan pembangunan pabrik ini tentu sejalan dengan potensi. Pada 2024 mendatang diperkirakan permintaan amonium nitrat naik hingga 221.441 ton. Langkah ini merupakan upaya pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan mengurangi impor.

“Ini usaha mewujudkan ketahanan produk petrokimia dalam negeri dengan membantu mengurangi impor amonium nitrat,” terangnya dalam rilis yang diterima intuisi.co pada Selasa, 25 Oktober 2022.

Kata dia, setelah beroperasi pada 2023 mendatang pabrik ini akan memenuhi 12 persen kapasitas amonium nitrat lokal. Untuk menuntaskan target tersebut, PKT sudah menyiapkan pabrik dengan dukungan teknologi tinggi, aman serta ramah lingkungan. Dan telah memperoleh lisensi Sedin-Halifeng, untuk teknologi produksi asam nitrat serta teknologi produksi amonium nitrat.

“Teknologi operasional pabrik ini bertujuan untuk mencapai net zero carbon emission pada 2050,” imbuhnya.

Dia kembali menambahkan, dengan adanya pabrik ini maka roda ekonomi lokal juga bisa bergerak. Terutama dari sektor penerimaan tenaga kerja. Dengan serapan tersebut, pemberdayaan lokal sekitar industri ikut berjalan.

“Kami berharap pengembangan amonium nitrat bisa menjadi kekuatan dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi nasional,” tegasnya.

Amonium Nitrat dari PKT Bisa Sasar Sektor Pertambangan

Terpisah, Direktur Utama PT KAN Dormatua Siahaan juga menyatakan hal senada. Langkah PKT mengembangkan produksi amonium nitrat sudah tepat. Terlebih bahan kimia tersebut memiliki nilai potensial tinggi. Kehadiran pabrik ini tentu bisa mereduksi volume impor amonium nitrat.

“Kegunaan bahan ini juga sangat luas. Mulai dari pertanian, pertambangan dan infrastruktur. Amonium nitrat mampu memberi dampak berganda bagi ekonomi Indonesia,” tuturnya.

Menurutnya, produk amonium nitrat yang dihasilkan PT KAN akan lebih bersaing karena jarak distribusi ke pembeli semakin dekat. Terlebih kawasan Kalimantan lebih karib dengan perkebunan atau pertambangan. Sektor tersebut bisa menjadi pasar.

“Kita tahu, Kaltim atau Kalsel lebih banyak tambang batu bara, jadi memang akan sangat kompetitif, dari geografi lebih dekat,” terangnya.

Sebagai informasi, Pupuk Kaltim merupakan salah satu anggota PT Pupuk Indonesia (Persero) dan menjadi produsen pupuk urea terbesar di Indonesia. PKT memiliki visi menjadi perusahaan di bidang industri pupuk, kimia dan agribisnis kelas dunia yang tumbuh dan berkelanjutan.

Saat ini, Pupuk Kaltim memiliki lima unit pabrik Urea, lima unit pabrik Amoniak dan pabrik NPK. Kinerjanya telah diakui oleh berbagai instansi melalui berbagai penghargaan, seperti penghargaan The Most Trusted Companies dan Peringkat Emas Proper Nasional untuk kelima kalinya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2021. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.