HeadlineKutai KartanegaraRagamSorotan

Polemik Warna Jembatan di Kukar, Ely Hartati: Tak Berkaitan Arah Politik

Warna Jembatan Kutai Kartanegara (Kukar) segera bersalin warna dari kuning ke merah. Sayangnya ide tersebut menuai sorotan.

Tenggarong, intuisi.co-Pergantian warna Jembatan Kukar dari kuning ke merah hingga kini masih menuai perdebatan dari sebagian warga di Kota Raja–sebutan Tenggarong.

“Selama ini pemerintah tidak pernah mengaitkan warna bangunan tertentu dengan arah politik,” ujar Kaltim Ely Hartati Rasyid kepada intuisi.co saat, Sabtu siang, 22 Januari 2022.

Ely berpendapat, jika dirinya punya ruang untuk berkomentar sebab Kukar masuk dalam daerah pemilihannya (dapil). Belum lagi dia juga duduk di komisi IV DPRD Kaltim yang membidangi pariwisata dan kebudayaan. Soal warna jembatan Kukar, dia kemudian mengambil contoh keberadaan Jembatan Ampera di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Di Kota Empek-Empek tersebut juga terdapat Kerajaan Melayu yang identik dengan warna kuning.

“Tapi jembatannya tetap warna merah-putih,” katanya.

Dia juga mengingatkan agar warga tidak lupa jika dalam Perda Kukar Nomor 2/2016 tentang Pelestarian Kebudayaan Kesultanan, tidak ada menyebutkan soal warna khusus untuk infrastruktur umum. Karena itu, Ely berharap masyarakat tidak berburuk sangka dengan pemerintah soal perubahan warna ini.

“Jangan dibolak-balik. Ada banyak hal penting yang masih layak dikritik. Misalanya soal kesejahteraan rakyat di pedalaman, di pesisir dan lainnya,” tegasnya lagi.

Warna Jembatan Tak Berhubungan dengan Budaya Tertentu

Politisi PDI Perjuangan ini kemudian menceritakan sejarah pembangunan jembatan yang digagas dan dibangun saat masa pemerintahan Bupati Kukar Syaukani Hasan Rais pada 2003 silam. Awal berdiri, tidak ada yang membahas soal warna. Meski saat itu warna jembatan memang kuning, dia yakin, bukan karena Syaukani sebagai politisi Partai Golkar. Pun bukan karena kuning dipilih sebagai warna adat khas suku Kutai.

“Intinya tidak ada kaitannya infrastruktur yang dibangun pemerintah dengan warna kebesaran budaya tertentu. Lain halnya jika ritual budaya adat yang diubah,” tegasnya.

Meski begitu, Ely tetap menghargai setiap aspirasi yang disampaikan masyarakat terkait pergantian warna Jembatan Kartanegara itu. Sebab penyampaian aspirasi merupakan bagian dari kecintaan masyarakat Kutai terhadap adat dan budayanya.

“Kami harap pemerintah daerah juga tetap menjaga kelesetarian adat budaya yang ada di Kukar,” tutupnya. (*)

 

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.