Samarinda, intuisi.co – Tingkat kesembuhan dari covid-19 di Kaltim kian mendekati 90 persen. Kebijakan pembatasan pun masih terus digulirkan sebagaimana halnya PPKM Mikro. Diharapkan sebaran virus corona dapat terus ditekan di provinsi ini.
Kamis, 18 Maret 2021, Satgas Penanganan Covid-19 Kaltim mengumumkan tambahan 328 kasus terkonfirmasi positif virus corona di provinsi ini. Dengan perincian Berau 17 kasus, Kutai Barat 17 kasus, Kutai Kartanegara 73 kasus, dan Kutai Timur 40 kasus. Selain itu Paser 20 kasus, Penajam Paser Utara 8 kasus, Balikpapan 57 kasus, Bontang 48 kasus, dan Samarinda 48 kasus.
Sementara penambahan pasien sembuh dari Covid-19 dilaporkan sebanyak 390 kasus. Meliputi Berau 20 kasus, Kutai Barat 17 kasus, Kutai Kartanegara 93 kasus, dan Kutai Timur 20 kasus. Diikuti Paser 49 kasus, Penajam Paser Utara 2 kasus, Balikpapan 81 kasus, Bontang 66 kasus, dan Samarinda 42 kasus.
Adapun sebanyak 11 kasus lain dilaporkan menambah daftar kasus meninggal dunia. Berasal dari Berau 1 kasus, Paser 1 kasus, Penajam Paser Utara 1 kasus, Kutai Barat 1 kasus, Balikpapan 4 kasus, dan Samarinda 4 kasus.
Dengan kasus positif yang masih terus bertambah, langkah pembatasan tetap digulirkan Pemprov Kaltim. Salah satunya penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Skala Mikro yang tengah berjalan.
Pelaksanaan PPKM Mikro
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kaltim Yudha Pranoto menyebut bahwa pelaksanaan PPKM Mikro, sangat bergantung dukungan warga. Sehingga pelaksanaannya mesti dilakukan dengan serius. Termasuk oleh para aparatur di tingkat lapangan.
“PPKM Mikro memberi keleluasaan bagi masyarakat untuk mengawasi apabila di lingkungan mereka ada yang terpapar covid-19,” sebut Yudha Pranoto, Kamis, 18 Maret 2021, dilansir dari rilis resmi Pemprov Kaltim.
Yudha juga mengingatkan agar pelaksanaan pembatasan tersebut tetap dilakukan dengan koordinasi yang baik antara masyarakat dan relawan. Termasuk dengan para ketua RT, Bhabinkamtibmas, Babinsa, lurah, dan kepala desa.
Terpenting, adalah kesadaran untuk bersama-sama melakukan pengawasan secara mandiri. Sehingga virus corona tidak terus menyebar luas di lingkungan masyarakat.
“Dengan kesadaran bersama itu, maka bila ada kerumunan bisa dibubarkan. Atau jika ada keluarga yang positif, tracing dan testing bisa cepat dilakukan hingga tidak menular kemana-mana lagi,” pungkasnya. (*)
View this post on Instagram