Prabowo Targetkan Energi Terbarukan untuk Pulau Terpencil

Pulau terpencil dan desa-desa tanpa listrik akan disuntik energi terbarukan

intuisi

4 Jul 2025 20:37 WITA

Energi Terbarukan
Ilustrasi pemasangan panel listrik tenaga surya (pixels.com/istimewa)

Balikpapan, intuisi.co- Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa pengembangan energi terbarukan, khususnya tenaga surya, akan menjadi prioritas utama pemerintahannya. Ia menilai energi surya sebagai solusi strategis untuk mewujudkan swasembada listrik hingga ke desa-desa terpencil yang belum tersentuh jaringan listrik nasional.

“Yang sangat strategis adalah energi terbarukan, terutama energi dari tenaga surya. Dengan energi tenaga surya, setiap desa bisa swasembada energi, setiap kecamatan bisa swasembada energi, setiap kabupaten bisa swasembada energi,” kata Prabowo saat meresmikan proyek energi di Ijen dan Blok Cepu, Jawa Timur belum lama ini.

Saat ini, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), masih terdapat lebih dari 4.500 desa di Indonesia yang belum mendapatkan akses listrik memadai. Sebagian besar desa tersebut berada di wilayah timur, seperti Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara, yang sulit dijangkau infrastruktur konvensional.

Prabowo mengatakan tenaga surya merupakan teknologi paling efisien untuk menjangkau wilayah-wilayah tersebut. Ia menyebut, dengan sistem panel surya yang terdistribusi, kebutuhan dasar listrik masyarakat dapat terpenuhi tanpa bergantung pada jaringan utama yang mahal dan sulit dibangun.

“Pulau-pulau terpencil akan punya energi, dan bisa swasembada. Desa-desa yang sangat terpencil, yang di gunung-gunung juga bisa punya akses terhadap energi terbarukan. Ini sangat membuat kita optimis dan memandang masa depan dengan sangat cerah,” ujar Prabowo.

Ia pun menargetkan Indonesia bisa menjadi salah satu negara tercepat dalam mencapai net zero emission, sekaligus memangkas biaya logistik dan distribusi energi yang selama ini menjadi beban besar.

“Tetapi yang lebih penting adalah bahwa kita bisa menghasilkan energi terbarukan dengan memotong jalur-jalur logistik yang mahal. Ini lah dampak daripada program besar kita,” ucapnya.

Target Energi Terbarukan di Lapangan

Pemerintah sebelumnya telah menetapkan target bauran energi terbarukan nasional sebesar 23 persen pada 2025 melalui Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Namun capaian hingga akhir 2024 baru menyentuh 14,1 persen, naik tipis dari 13,1 persen pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini dinilai masih jauh dari ambisi yang dicanangkan.

Kapasitas terpasang energi terbarukan Indonesia saat ini mencapai hampir 13,9 gigawatt (GW), terdiri dari pembangkit hidro, panas bumi, bioenergi, dan surya. Namun, realisasi proyek masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, mulai dari lambatnya perizinan, kendala pembiayaan, hingga keterbatasan teknologi lokal.

Prabowo optimistis, ekspansi besar-besaran energi surya akan menjadi penggerak utama lompatan bauran energi terbarukan di Indonesia. Ia juga menekankan pentingnya pemangkasan biaya logistik energi lewat pengembangan PLTS lokal di tiap wilayah.

“Tetapi yang lebih penting adalah bahwa kita bisa menghasilkan energi dengan memotong jalur-jalur logistik yang mahal. Ini lah dampak daripada program besar kita,” ujar Prabowo.

Ia menambahkan, percepatan pemanfaatan tenaga surya bukan hanya bagian dari strategi ketahanan energi nasional, tetapi juga kunci bagi Indonesia untuk menjadi salah satu negara tercepat di dunia dalam mencapai target net zero emission sebelum 2050.

Sejalan dengan agenda global transisi energi, pemerintah menyiapkan pembangunan tambahan 75 GW pembangkit EBT dalam 15 tahun ke depan. Kebijakan insentif juga mulai dibuka, termasuk pelonggaran aturan tingkat kandungan lokal (TKDN) PLTS untuk mempermudah masuknya teknologi dan investasi asing.

Seluruh strategi ini, menurut Prabowo, akan dijalankan dengan prinsip keadilan energi, yakni memastikan bahwa setiap warga negara, tak terkecuali yang berada di pulau-pulau kecil dan wilayah pegunungan, mendapatkan hak yang sama atas akses listrik bersih dan terjangkau.

“Kita ingin bukan hanya kota besar yang terang, tapi juga desa-desa yang kini masih gelap. Itu kewajiban negara,” pungkasnya. (*)

Ikuti berita-berita terbaru Intuisi di Google News!