Program Brigade Pangan Kukar Ajak Milenial Terjun ke Pertanian

intuisi

21 Apr 2025 13:23 WITA

Bupati Kukar, Edi Damansyah saat menyerahkan bantuan Alsintan untuk Brigade Pangan di Kukar. (Kontributor intuisi.co)

Tenggarong, intuisi.co- Upaya Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) dalam memajukan sektor pertanian semakin terlihat dengan diluncurkannya Program Brigade Pangan. Program ini bertujuan untuk meremajakan petani serta memperkenalkan inovasi dalam bidang pertanian, terutama untuk generasi muda yang diharapkan dapat menjadi penggerak utama dalam sektor pangan.

Bupati Kukar, Edi Damansyah, menjelaskan bahwa perkembangan positif mulai terasa, terutama dengan munculnya semangat dari kalangan milenial. Seiring dengan hal tersebut, kini sudah ada lebih dari 500 petani muda yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan pertanian di berbagai daerah di Kukar.

“Ini jadi kabar baik. Brigade Pangan bukan sekadar program, tapi gerakan strategis untuk membuka wawasan bahwa pertanian adalah masa depan. Di dalamnya ada potensi besar, ada teknologi, dan tentu saja ada lapangan kerja,” tegas Edi, Senin (21/4/2025).

Dalam pelaksanaannya, Brigade Pangan di Kukar telah mengadopsi teknologi-teknologi terbaru dalam bidang pertanian. Salah satunya adalah penggunaan drone untuk pemetaan lahan, teknologi irigasi yang presisi, serta distribusi hasil pertanian yang memanfaatkan sistem digital. Edi menegaskan bahwa anak muda yang lebih siap mengimplementasikan teknologi ini.

“Yang bisa operasikan drone, GPS pertanian, sistem digitalisasi lahan, ya anak-anak muda. Tidak mungkin kita andalkan generasi lama untuk teknologi baru,” jelasnya.

Edi juga mengungkapkan keyakinannya bahwa dengan pemberian kesempatan dan fasilitas yang cukup, sektor pertanian dapat menjadi lebih menarik dan kompetitif di mata generasi muda, seiring dengan berjalannya waktu.

Meski demikian, ia menyebutkan adanya tantangan terkait dengan ketidaksesuaian antara jadwal tanam lokal di Kukar dan sistem pelaporan yang berlaku secara nasional. Hal ini mempengaruhi pencatatan hasil panen di Kementerian Pertanian.

“Inilah yang sedang kami benahi. Karena dalam program Oplah dari Kementan, ada SOP yang harus kita patuhi. Kalau kita tidak menyesuaikan jadwal, maka data kita bisa tidak masuk sistem nasional,” katanya.

Maka dari itu, Bupati Edi menekankan pentingnya koordinasi yang baik antara Pemkab Kukar dan berbagai pihak terkait dalam program Brigade Pangan, termasuk penyusunan pelaporan yang rapi agar data yang tercatat bisa maksimal.

Edi juga menyarankan agar Dinas Pertanian dan instansi terkait lainnya lebih aktif dalam melakukan pendampingan terhadap para petani, serta memastikan adanya pengawasan rutin untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Kukar.

Selain itu, pembinaan langsung terhadap kelompok tani juga diperlukan agar kegiatan mereka berjalan dengan lebih terorganisir.

“Harus ada manajemen kerja yang tertib. Laporan mingguan bahkan harian itu tanggung jawab kita. Karena ini program pusat yang butuh akuntabilitas tinggi,” tegasnya.

Dengan adanya Brigade Pangan, Kukar berupaya untuk mengubah wajah pertanian yang sebelumnya masih menggunakan metode tradisional menjadi sektor yang lebih modern dan terorganisir dengan dukungan teknologi.

Melalui langkah ini, Pemkab Kukar berharap bisa menjadikan daerahnya sebagai sentra pangan yang berbasis teknologi, seiring dengan semakin pentingnya sektor pertanian dalam menghadapi tantangan global.

“Kita tidak hanya bicara soal panen. Kita bicara soal masa depan. Pertanian itu strategi, dan Brigade Pangan adalah kendaraan kita menuju ke sana,” pungkasnya. (adv/ara)

Ikuti berita-berita terbaru Intuisi di Google News!