Program Tanpa Dasar Kebutuhan, Jamaluddin Peringatkan Potensi Pemborosan Anggaran
Di balik laporan anggaran tahunan, ada pertanyaan besar: Apakah program pemerintah benar-benar menjawab kebutuhan warga PPU?
Penajam, intuisi.co – Di sebuah desa kecil di Penajam Paser Utara, warga sering kali hanya bisa berharap pada janji pembangunan yang tak kunjung terealisasi. Anak-anak bermain di jalanan berbatu, sementara para orang tua bertanya-tanya kapan kebutuhan dasar mereka benar-benar diperhatikan. Situasi ini mencerminkan apa yang dikhawatirkan oleh anggota DPRD Penajam Paser Utara (PPU), Jamaluddin, yang menegaskan pentingnya perencanaan program pemerintah yang benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat.
Jamaluddin, salah satu legislator di DPRD PPU, kembali mengingatkan pemerintah daerah tentang pentingnya fokus pada program yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Menurutnya, program yang hanya sekadar inisiatif tanpa dasar kebutuhan yang jelas berpotensi menjadi pemborosan anggaran.
“Yang kita harapkan adalah program yang benar-benar dibutuhkan masyarakat, bukan sekadar keinginan sepihak,” ujar Jamaluddin saat berbicara dalam rapat koordinasi. Ia menegaskan bahwa perencanaan yang matang dan sesuai kebutuhan adalah kunci untuk menghindari pemborosan dan memastikan kesejahteraan masyarakat tercapai.
Kritik juga disampaikan Jamaluddin kepada sejumlah dinas yang sering kali mengeluhkan keterbatasan anggaran sebagai alasan utama gagalnya pelaksanaan program. Ia menilai alasan tersebut tidak masuk akal karena dinaslah yang bertanggung jawab atas penyusunan perencanaan anggaran.
“Jika tidak ada anggaran, itu menjadi pertanyaan besar. Perencanaan itu tanggung jawab mereka, jadi seharusnya sejak awal sudah diprioritaskan untuk program yang penting,” katanya tegas.
Bagi Jamaluddin, perencanaan anggaran bukan sekadar dokumen administratif. Ia melihat anggaran daerah sebagai instrumen strategis untuk membangun daerah dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah daerah, khususnya dinas-dinas terkait, untuk lebih cermat dalam menyusun program dan alokasi anggaran.
Harapan Jamaluddin sederhana tetapi penuh makna: pembangunan harus berdampak langsung pada masyarakat, menjawab kebutuhan mereka, dan tidak menjadi sekadar janji yang tertinggal di atas kertas. Pesannya bukan hanya peringatan bagi pemerintah daerah, tetapi juga pengingat bagi seluruh pemangku kepentingan bahwa keberhasilan pembangunan diukur bukan dari banyaknya anggaran yang dihabiskan, melainkan dari perubahan nyata yang dirasakan oleh masyarakat. Di tengah tantangan dan harapan ini, ia menyerukan perlunya langkah konkret untuk membangun PPU yang lebih baik dan berdaya saing. (adv)