HeadlineSorotan

Raperda Ketahanan Keluarga di Kaltim Berkaitan Banyak Isu Sosial-Ekonomi

DPRD Kaltim terus menggodok Raperda Ketahanan Keluarga. Ketua Pansus, Ely Hartaty Rasyid, mengungkapkan banyaknya isu yang berkaitan.

jugaSamarinda, intuisi.co-Panitia khusus (Pansus) Penyelenggaraan Rancangan Peraturan Daerah atau Raperda Ketahanan Keluarga DPRD Kaltim terus melakukan pendalaman. Apalagi dalam isu ini, satuan yang dilibatkan juga tak sedikit. Mengingat dalam kepentingan ketahanan keluarga, ada banyak unsur yang saling berkaitan.

Ketua Pansus Raperda Ketahanan Keluarga DPRD Kaltim, Ely Hartati Rasyid, menyebutkan bahwa ketahanan keluarga juga berkaitan dengan banyak organisasi perangkat daerah di lingkup Kaltim. Tak terkecuali kesehatan. “Seperti mengenai kelahiran bayi. Sebelum lahirkan, persiapannya kan perlu ada dari dinas kesehatan. Ini kalau kita bicara perempuan dan anak,” terang Ely Hartati Rasyid, Sabtu, 14 Agustus 2021.

Perempuan dan anak adalah salah satu bagian kecil dari isu ketahanan keluarga. Yang mana hal lain yang juga dilingkupi adalah pemberdayaan perempuan serta keluarga pra-sejarah. Untuk urusan ini, OPD terkait adalah dinas sosial. Belum lagi mengenai ketahanan pangan, ekonomi, sosial, psikologis, dan lainnya.

“Yang paling penting itu konsep kami memaksimalkan fungsi keluarga. Ada 9 fungsi sektor terhadap ketahanan keluarga,” terang politikus PDI Perjuangan tersebut.

Meski demikian, lanjut Ely, yang perlu mendapat perhatian ekstra terlebih dulu adalah dari segi legalitas. Ely melihat banyak keluarga belum memiliki catatan pernikahan. Yang mana ini juga berkaitan dengan persoalan ekonomi.

“Yang menyangkut ekonomi banyak sekali. Seperti sejahtera dan tidak sejahtera, pekerjaan, sektor-sektornya apa saja. Misalnya pertanian, masuk ketahanan pangan. Di situ didalami lagi stok pangan keluarga ada atau tidak; cukup atau tidak,” urai wakil rakyat dari daerah pemilihan Kutai Kartanegara tersebut.

Yang juga tak kalah penting adalah pendidikan. Ketahanan keluarga mesti memastikan tiap orang di dalamnya mendapatkan pendidikan memadai. “Terus keamanan juga. Melibatkan polisi dan sebagainya untuk merasakan keamanan dalam keluarga. Ada juga ketahanan sosial lingkungan. Apakah dalam suatu lingkungan akan terpapar hal negatif. Dan ini dimensinya banyak. Seperti narkoba yang akan berkaitan dengan BNN,” urainya.

Terus Kumpulkan Data Raperda Ketahanan Keluarga

Ketahanan keluarga juga ditegaskan melingkupi psikologis. Hal ini pun tak bisa dipandang sebelah mata lantaran jika dibiarkan bisa jadi persoalan serius. Psikis anak dewasa ini memang perlu mendapat perhatian. Apalagi tak sedikit anak-anak mengalami kecanduan gadget.

“Kita bicara by data. Kita juga harus bicara data berapa persen yang bersekolah dan tidak; yang mengalami kekerasan seksual; yang disabilitas; juga yang PKH-nya nonsejahtera. ‘Kan banyak. Jadi kita nanti bicara data. Tapi kami belum mendalami data dulu. Kita bicara teknis,” paparnya.

Ely pun mengakui persoalan pandemi turut memengaruhi data yang terus dikumpulkan pihaknya. Mengingat pandemi turut berperan terhadap keadaan keluarga yang banyak mendadak jatuh miskin.

“Sebenarnya pansus ketahanan keluarga ini, setelah berjalannya waktu, ternyata luar biasa. Segala sektor beririsan,” pungkasnya. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.