Reses Ananda Emira Moeis di Bantuas, Warga Keluhkan Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah menjadi salah satu permasalahan yang banyak disorot dalam reses Ananda Emira Moeis di Kelurahan Bantuas, Palaran.
Samarinda, intuisi.co – Anggota Komisi III DPRD Kaltim Ananda Emira Moeis kembali menggelar reses. Mengambil tempat di RT 06 Kelurahan Bantuas, Kecamatan Palaran, Samarinda. Ragam persoalan pun kembali diungkapkan para warga.
“Warga meminta agar Pemerintah Kota Samarinda mulai memerhatikan pembangunan di wilayah Kelurahan Bantuas,” sebut Ananda Emira Moeis selepas reses tersebut, beberapa waktu lalu.
Dilanjutkan politikus yang juga sekretaris DPD PDIP Kaltim tersebut, warga menganggap pembangunan di Bantuas selama ini masih sangat kurang. Kehadiran wakil rakyat tingkat provinsi dalam reses tersebut pun diharap menjadi perpanjangan tangan untuk menyampaikan keluhan ke Pemkot Samarinda. “Warga berharap agar segera dapat diperhatikan,” lanjutnya.
Terdapat perwakilan empat RT dan satu LPM dalam kesempatan reses tersebut. Termasuk perwakilan dari dua kelompok tani setempat.
Dorong Pengelolaan Sampah di Bantuas
Sindo Pramono misalnya yang juga kelompok budidaya perikanan, berharap kedatangan Ananda Emira Moeis yang merupakan wakil rakyat daerah pemilihan Samarinda, bisa turut memicu kemunculan ide-ide atau motivasi baru yang bermanfaat untuk daerah Bantuas. Tak terkecuali dalam mengatasi permasalahan sampah. Baik itu sampah organik atau non-organik. “Sampah organik bisa menjadi maskot untuk olahan ternak,” terang Sindo Pramono dalam kesempatan tersebut.
Untuk mendorong hal tersebut, salah satu yang diperlukan adalah tempat edukasi mengolah sampah. Langkah ini diyakini bakal turut membangkitkan usaha perikanan setempat. Apalagi dengan adanya lima kelompok perikanan yang dijalankan penduduk setempat. Sejauh ini sudah ada yang berhasil juara tingkat provinsi dalam pengolahan pakan ikan. “Tapi alat produksi seperti pengering atau mixer belum lengkap,” lanjutnya.
Merliansyah yang merupakan ketua RT 04 Kelurahan Bantuas juga mengharapkan keseriusan pengelolaan sampah di daerah tersebut. Terdapat 14 RT di lingkungan setempat namun belum memiliki truk sampah selama 3 tahun. “Kami pernah mencari solusi meminjam tanah untuk TPS tetapi banyak warga yang tidak mau meminjamkan tanahnya,” ungkap Merliansyah.
Selain pengelolaan sampah, infrastruktur jalan menjadi persoalan yang banyak dimunculkan dalam reses tersebut. Yang paling disorot adalah sejumlah proyek semenisasi yang belum rampung maupun belum tersentuh pemerintah. Padahal, peningkatan jalan sudah sangat mendesak di beberapa titik. Akhirnya tak sedikit jalan yang diperbaiki warga secara swadaya. (*)
View this post on Instagram