Samarinda, intuisi.co – Kasus kematian tragis seorang warga Muara Kate, Paser, yang diduga terkait aktivitas pertambangan ilegal, masih menyisakan tanda tanya besar.
Sekadar informasi, pada saat kejadian, warga Muara Komam sedang mengadakan pemblokiran jalan yang akan dilalui truk pengangkut batu bara dari tambang di Kalimantan Selatan. Kedua korban, Rusel dan Anson (55) sedang tidur di posko penolakan truk tambang tersebut.
Warga baru menyadari ada serangan orang tak dikenal saat Anson membangunkan warga lainnya dalam kondisi terluka parah. Sempat terdengar suara letusan meski tidak ditemukan luka tembak di tubuh kedua korban. Korban mengalami luka serius di bagian leher akibat senjata tajam.
Beberapa orang sempat melarikan Anson dan Rusel ke puskesmas terdekat. Dokter menyatakan luka sayat di leher Anson dan Rusel berasal dari senjata tajam.
Kemudian warga membawa korban ke RS Panglima Sebaya, Tanah Grogot. Namun, Rusel dinyatakan meninggal akibat luka yang dia alami, sementara Anson masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Lebih dari enam bulan setelah insiden berdarah tersebut terjadi, aparat penegak hukum belum juga berhasil mengungkap pelaku di balik tragedi tersebut. Situasi ini memicu kekhawatiran dan keresahan di tengah masyarakat. Warga menuntut kejelasan, sementara sejumlah pihak mulai angkat suara.
Hal yang sama datang dari Anggota DPRD Kaltim, Salehuddin. Ia menyampaikan kekecewaannya terhadap lambannya proses hukum yang dinilainya berdampak langsung terhadap rasa aman publik.
“Ini bukan sekadar kasus kriminal biasa, ini menyangkut nyawa dan stabilitas sosial. Tidak boleh ada pembiaran,” kata Salehuddin tegas, Kamis (22/5/2025).
Dirinya juga menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi intensif dengan aparat keamanan dan kejaksaan untuk mendorong percepatan pengusutan.
Menurutnya, keterbukaan informasi terkait perkembangan kasus ini penting agar masyarakat tidak larut dalam spekulasi yang bisa memicu konflik sosial, terutama bernuansa SARA.
“Gejala konflik horizontal sudah mulai terasa. Ini sangat mengkhawatirkan jika dibiarkan,” tambahnya.
Tragedi ini meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga korban serta memunculkan ketegangan baru di Muara Kate.
Ketidakjelasan penanganan hukum memperkuat kecurigaan dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap aparat, terlebih karena aktivitas tambang ilegal di kawasan itu sudah lama dikeluhkan namun tetap dibiarkan.
Sejumlah rekomendasi dari tokoh masyarakat, aktivis lingkungan, dan tokoh adat telah diajukan, namun hingga kini belum direspons secara nyata oleh pihak berwenang. Salehuddin memperingatkan bahwa pembiaran terhadap tambang ilegal dan kelambanan dalam menangani kasus ini bisa menjadi preseden buruk.
“Jika hukum tidak hadir secara tegas, masyarakat bisa kehilangan kepercayaan dan itu jauh lebih berbahaya. Negara tidak boleh kalah,” pungkasnya. (adv/rfh/ara)