Samarinda, intuisi.co – Kalimantan Timur memiliki potensi sumber daya pangan yang luar biasa dari berbagai sektor seperti pertanian, perkebunan, dan peternakan. Meski demikian, potensi ini belum termanfaatkan secara optimal akibat belum adanya sistem terpadu yang mampu mengintegrasikan seluruh rantai pasok pangan di daerah tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur, Sarkowi V Zahry.
Ia menekankan pentingnya pembangunan sistem pangan yang terkoordinasi sebagai dasar dalam memperkuat ketahanan pangan jangka panjang, khususnya dalam konteks pemindahan ibu kota negara ke wilayah Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Potensi pangan kita besar dan sangat beragam, namun belum ada mekanisme yang benar-benar terstruktur untuk mengelola dan menghubungkan semuanya secara efisien,” ujar Sarkowi saat dikonfrimasi pada, Minggu (25/5/2025).
Dia menilai, bahwa tanpa adanya integrasi antara sektor produksi, distribusi, dan pemasaran, Kalimantan Timur akan menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan yang diprediksi meningkat seiring pertumbuhan IKN.
Kondisi ini juga berpotensi membuat daerah menjadi terlalu bergantung pada suplai pangan dari luar, yang bisa mengancam kestabilan pasokan di masa mendatang.
Lebih jauh, Sarkowi menyampaikan perlunya pembangunan ekosistem pangan lokal yang kuat dan berkesinambungan, dengan dukungan kebijakan yang holistik dan sinergis dari semua pihak, termasuk pemerintah daerah, pelaku usaha, hingga Otorita IKN.
“Ketahanan pangan bukan sekadar menyediakan stok makanan, tetapi juga menciptakan sistem yang tangguh dan adaptif. Dibutuhkan kolaborasi lintas sektor untuk mencapainya,” jelasnya. Ia juga meyakini bahwa memperkuat sektor pangan lokal akan memberi dampak ekonomi positif.
Dengan mengurangi ketergantungan terhadap produk luar daerah dan memaksimalkan potensi lokal, masyarakat akan memperoleh manfaat langsung seperti terbukanya lapangan kerja, peningkatan pendapatan petani, dan tumbuhnya pusat produksi baru di kawasan penyangga IKN.
Sebagai langkah awal, Sarkowi menyarankan adanya pemetaan potensi daerah secara menyeluruh dan pelibatan aktif masyarakat dalam proses perumusan kebijakan. Maka, dengan begitu, arah pembangunan sektor pangan akan lebih tepat, merata, dan menjawab kebutuhan nyata di lapangan.
“Jika sejak dini sistem terpadu ini dibangun, Kalimantan Timur bisa tidak hanya menopang IKN dari sisi pangan, tapi juga menjadi contoh bagi kemandirian pangan di tingkat nasional,” tutupnya. (adv/rfh/ara)