Tenggarong, intuisi.co-Selama dua tahun terakhir Pemkab Kukar menuntaskan perbaikan sarana dan prasarana di 799 posyandu. Langkah ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026 yang mencanangkan Program Keluarga Sehat sebagai upaya meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat di desa dan kelurahan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto, menyampaikan bahwa penyediaan fasilitas yang layak dan lengkap di setiap posyandu merupakan salah satu program prioritas Bupati Kukar dalam memenuhi kebutuhan kesehatan anak-anak balita di daerah terpencil dan mendukung ibu-ibu dalam pemantauan kesehatan anak mereka.
“Bupati sudah menggarisbawahi pentingnya penanganan kesehatan balita yang dapat diakses di tingkat desa, agar para orang tua lebih mudah membawa anak-anak mereka untuk diperiksa ke posyandu terdekat,” ungkap Arianto, pada Rabu (13/11/2024).
Program peningkatan fasilitas posyandu ini mulai dijalankan sejak 2022 dan masih terus berlangsung hingga saat ini. Pemkab Kukar juga telah menempatkan lima kader kesehatan di setiap posyandu, dengan total 3.995 kader yang siap melayani masyarakat.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.397 kader telah menerima pelatihan intensif, sementara kader lainnya akan mengikuti pelatihan secara bertahap untuk memastikan semua kader memiliki keterampilan yang memadai dalam memberikan pelayanan kesehatan.
“Dengan sarana yang lengkap dan kader yang terlatih, diharapkan pelayanan kesehatan di posyandu dapat berjalan maksimal dan memenuhi standar pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat,” tambah Arianto.
Selain penguatan posyandu, Pemkab Kukar juga fokus pada pembangunan dan rehabilitasi fasilitas kesehatan (fasyankes) lainnya untuk menunjang upaya penurunan angka stunting.
Pada tahun 2024, Pemkab Kukar telah memasukkan peningkatan infrastruktur fasyankes ke dalam Rencana Kerja Prioritas Daerah.
Rencana ini mencakup pembangunan dan rehabilitasi 26 posyandu, pembangunan 2 unit puskesmas, serta 14 unit puskesmas pembantu (pusban) di sejumlah kecamatan.
“Peningkatan infrastruktur ini merupakan langkah strategis Pemkab Kukar untuk mempercepat penanganan stunting. Dengan fasilitas yang memadai, kami yakin mampu memberikan layanan kesehatan yang lebih baik dan mendukung pemantauan tumbuh kembang anak secara intensif,” ujar Arianto.
Stunting, yang merupakan salah satu isu prioritas nasional, juga menjadi perhatian serius bagi Pemkab Kukar. Berbagai program telah digalakkan sejak 2023 untuk menekan angka stunting.
Hasilnya mulai terlihat dengan penurunan angka stunting yang cukup signifikan di Kutai Kartanegara, yaitu dari 27 persen pada 2022 menjadi 16 persen pada 2023. Data ini diambil dari estimasi survei kesehatan Indonesia 2023 yang menunjukkan adanya penurunan tajam dalam waktu satu tahun terakhir.
“Penurunan angka stunting ini adalah bukti bahwa upaya kita berjalan efektif. Namun, kita tidak berhenti di sini, karena target kita adalah menurunkan angka ini lebih jauh lagi pada tahun 2024,” kata Arianto.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari kolaborasi antara Pemkab Kukar, tenaga kesehatan, kader posyandu, dan masyarakat.
Selain penyediaan fasilitas dan pelatihan kader, Pemkab Kukar juga meningkatkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemenuhan gizi anak sejak dini.
Melalui berbagai program intervensi, masyarakat diedukasi mengenai pentingnya asupan gizi yang seimbang, pemantauan tumbuh kembang anak, serta peran posyandu sebagai garda terdepan dalam mendukung kesehatan anak di tingkat desa.
Acara yang digelar di berbagai posyandu dan fasilitas kesehatan ini juga turut melibatkan berbagai pihak, termasuk tokoh masyarakat dan pemuda di desa, yang memberikan dukungan dan menjadi penggerak dalam program kesehatan masyarakat.
Dengan infrastruktur yang semakin memadai dan dukungan dari semua lapisan masyarakat, Pemkab Kukar optimis dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat, bebas dari stunting, dan memenuhi standar kesehatan yang lebih baik bagi generasi mendatang di Kutai Kartanegara. (adv)