Samarinda, intuisi.co – Pandemi covid-19 memberi dampak di berbagai sektor. Ragam usaha kelimpungan. Tak terkecuali para pengusaha indekos di Samarinda.
Setelah wabah virus corona merebak, satu per satu kamar mulai kosong. Indekos yang umumnya ditiduri warga rantauan, seperti mahasiswa dan pekerja, tak sedikit yang memilih pulang kampung.
“Banyak yang keluar. Mereka pilih pulang kampung. Rata-rata banyak mahasiswa,” sebut Ropi Zarkawi, pengelola Indekos Putra Hanavi di Jalan Pramuka VI, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu, Samarinda, diwawancara Jumat, 19 Februari 2021.
Sebelum pandemi, indekos tersebut ramai diisi mahasiswa. Dari dua lantai berisi masing-masing 10 kamar, seluruhnya terisi. “Sekarang di lantai satu tinggal satu orang. Jadi masih banyak kamar belum digunakan,” ungkapnya.
Di indekos tersebut, rerata per bulannya dikenakan tarif Rp700 ribu. Jika tambah televisi atau peralatan elektronik lain, harga sewa menjadi lebih tinggi.
Atas situasi sekarang ini, Ropi Zarkawi pun maklum. Apalagi selama ini indekosnya memang ditinggali mahasiswa. Sedangkan mahasiswa saat ini banyak memiliki pulang kampung karena perkuliahan masih berlangsung secara daring.
Belum juga banyak keluarga yang terdampak pandemi covid-19. Sehingga membiayai sewa indekos untuk anaknya yang merantau, menjadi kian berat. Sedangkan pengelola indekos, juga kesukaran memberi potongan harga.
“Kalau bulanan kami enggak bisa kurang, kecuali yang harian. Kami beri keringanan,” akunya.
Meski demikian, Ropi bisa sedikit lega karena ongkos listrik kini tak terlalu mencekik. Pun demikian dengan pembayaran jaringan internet, dampak berkurangnya penghuni indekos yang dikelola.
Protokol Kesehatan di Indekos
Menyikapi wabah virus corona yang masih terjadi hingga saat ini, ia juga meminta para penghuni selalu menaati protokol kesehatan. Imbauan kepada penghuni idekos untuk memakai masker saat keluar, sering disampaikannya. Anjuran pemerintah harus dipatuhi sehingga saat pulang ke indekos tak, ada virus corona yang ikut terbawa.
Apalagi dengan status Samarinda yang masih zona merah sebaran covid-19 di Kaltim. Dilaporkan memiliki akumulasi kasus positif 10.008 per Jumat, 19 Februari 2021, dengan 914 kasus berstatus aktif.
“Alhamdulillah, selama 11 bulan terakhir tak ada yang positif. Kami harap pandemi covid-19 ini bisa segera berakhir. Agar usaha kami ini bisa berlanjut,” pungkas Ropi Zarkwai, mengakhiri perbincangan. (*)
View this post on Instagram