Samarinda, intuisi.co – Kabar kegiatan belajar tatap muka kembali dimulai awal 2021, mengemuka di mana-mana. Namun di Samarinda, pelaksanaannya masih tanpa kepastian. Dinas Pendidikan Samarinda dibuat gamang. Masih tingginya kasus covid-19 di Ibu Kota Kaltim ini, menjadi alasan.
“Dalam waktu dekat kami adakan survei kepada seluruh orangtua murid di Samarinda. Memang perlu waktu tapi sepadan. Sehingga kami bisa tahu apakah harus kembali belajar di sekolah atau tetap dari rumah,” sebut Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Samarinda Asli Nuryadin, dikonfirmasi Selasa siang, 24 November 2020.
Nantinya, keputusan belajar daring atau tatap muka mulai 2021, diambil berdasar survei tersebut. Diputuskan langsung oleh Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang.
Isyarat sekolah tatap muka mengemuka seiring terbitnya Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi pada Agustus 2020 lalu. Daerah diberi lampu hijau untuk kembali sekolah tatap muka. Namun syarat harus dipenuhi adalah zona kuning dan hijau berdasarkan kriteria Satgas Penanganan Covid-19.
Tahapan pembelajaran langsung nantinya dilakukan bertahap. Dari pendidikan dasar dan menengah, dengan pertimbangan risiko kesehatan yang tidak berbeda untuk kelompok umur dengan dua tingkatan tersebut. Sementara Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dapat memulai paling cepat dua bulan setelah jenjang pendidikan dasar dan menengah.
“Makanya kami memilih awal tahun, kalau Desember belum bisa. Banyak persiapan harus dilakukan. Termasuk sarana pendukung sekolah tatap muka,” tuturnya.
Belajar Tatap Muka di Zona Kuning
Menukil data Satgas Penanganan Covid-19 Samarinda, dari 10 kecamatan di Kota Tepian, hanya empat berstatus zona kuning. Yakni Samarinda Ilir, Sambutan, Samarinda Seberang, dan Samarinda Kota. Sisanya oranye dan merah.
Menurut Asli, jika wali kota memberi izin, sekolah di empat zona kuning bisa menerapkan pembelajaran langsung. Pihak sekolah pun diminta bersiap. Mulai menyediakan tempat cuci tangan, menerapkan jaga jarak 1,5 meter, serta jumlah murid dalam kelas hanya 18 orang. Setiap siswa datang ke sekolah juga harus dilengkapi masker serta sarung tangan. “Intinya kami akan berhati-hati sekali, jangan sampai penularan terjadi,” pungkasnya. (*)
View this post on Instagram