Samarinda, intuisi.co – Pandemi covid-19 yang tak kunjung mereda jelang akhir tahun, membuat perayaan Natal pada 2020 bakal jauh beda. Rangkaian ibadah bakal disematkan protokol kesehatan yang ketat. Dengan jumlah jemaat yang dibatasi.
“Kami sejak Juni lalu sudah ibadah tatap muka. Saat itu hingga sekarang kami benar-benar ketat dengan protokol kesehatan,” sebut Pimpinan Majelis Gereja Toraja Jemaat Bukit Zaitun Pendeta Sri Butsianry Palita, kepada intuisi.co, Senin sore, 21 Desember 2020.
Di gereja tersebut, dari sejak masuk jemaat sudah diarahkan untuk mencuci tangan. Kemudian melewati pengecekan suhu tubuh. Jika melebihi 36 derajat celsius, tak diperkenankan beribadah dalam gereja. Namun selama enam bulan penerapannya, belum pernah ditemukan situasi tersebut. Sejak jauh hari, imbauan memang telah dikemukakan bagi jemaat dengan gejala pusing dan batuk sejak, untuk beribadah dari rumah.
“Anak-anak, lansia (lanjut usia), dan mereka dengan penyakit komorbid, tak diperkenankan datang ke gereja. Dari rumah saja,” lanjutnya.
Untuk perayaan Natal, pembatasan juga tetap diberlakukan. Tak ada lagi ibadah tatap muka pada Malam Natal. Berganti live streaming yang dapat disaksikan jemaat dari rumah. Ibadah tatap muka baru digelar tepat pada 25 Desember 2020. Dengan penerapan protokol kesehatan yang sama ketatnya.
Ibadah Perayaan Natal Dua Kali
Sementara itu, Pastor Paroki Gereja Katedral St Maria Penolong Abadi Samarinda, RD Moses Komela Avan, juga mengemukakan kebijakan serupa jelang perayaan Natal tahun ini. Namun, ibadah tatap muka pada malam serta perayaan Natal, tetap dilangsungkan, meskipun dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Kehadiran jemaat pun dibatasi jadi 50 persen kapasitas gereja. Sehingga jumlah ibadah bakal diperbanyak sehingga bisa mengakomodasi jemaat yang tak kebagian tempat pada jadwal sebelumnya. Ibadah Malam Natal bakal digelar tiga kali. Sedangkan perayaan menjadi dua kali ibadah.
“Tempat duduk kami kasih jarak satu meter. Sebelum masuk gereja harus cuci tangan dan ukur suhu tubuh,” terangnya.
Wakil Uskup Keuskupan Agung Samarinda itu juga menambahkan bahwa anak-anak yang belum komuni pertama atau di bawah umur 12 tahun diharapkan ibadah dari rumah. “Aturan serupa diberlakukan bagi para lansia,” pungkasnya. (*)