Soal Moderninasi Petani Kukar, Ini Visi Bupati Edi Damansyah

intuisi

12 Jun 2024 08:58 WITA

Samboja Barat
Ilustrasi petani menanam padi muda di sawah (pixabay.com)

Tenggarong, intuisi.co-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) dalam beberapa tahun terakhir gencar melakukan modernisasi pertanian, baik terkait alat, maupun metode tanam. Maklum saja penghasilan zona pertanian begitu besar.

Tahun lalu saja, daerah ini menjadi jawara pertama dalam produksi gabah kering giling (GKG) dengan rincian sebanyak  106,41 ribu ton kemudian Penajam Paser Utara 44,12 ribu ton, dan Kabupaten Paser 26,37 ton GKG. “Modernisasi pertanian terus kita dorong, ini juga menjadi atensi Pak Bupati kepada kita semua,” ujar Bupati Edi pada Rabu, 12 Juni 2024.

Kendati demikian, kata dia, modernisasi tersebut juga didukung dengan infrastruktur jalan yang terus digenjot pengerjaanya. Tak hanya jalan, Pemkab Kutai Kartanegara juga diketahui tengah fokus membangun infrastruktur pertanian lainnya. Termasuk jaringan irigasi untuk pertanian padi sawah di lima kawasan pertanian yang ada.

“Targetnya adalah membangun 69 kilometer jaringan irigasi dalam lima tahun ke depan,” terangnya.

Terpisah, Kepala Bidang Sarana dan Prasana Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar, Muhamad Rifani, menuturkan, pembangunan infrastur pertanian merupakan program strategis daerah sesuai dengan RPJMD 2022-2026.

“Total selama lima tahun mendatang, peningkatan irigasi mencapai 69 kilometer,” ujar dia menambahkan.

Dia mendetailkan, pemerintah telah membangun 17 kilometer jaringan irigasi dengan anggaran Rp 12 miliar sejak tahun 2022. Pada tahun ini, akan dibangun 11 kilometer irigasi dengan anggaran Rp 17 miliar. Infrastruktur irigasi yang dibangun bertujuan untuk mengatasi masalah petani padi sawah yang kesulitan mengairi sawah saat musim tanam.

“Infrastruktur irigasi ini juga mendukung peningkatan produksi pertanian dengan mengatur pasokan air untuk tanaman padi sawah,” tuturnya.

Dia menambahkan, jaringan irigasi akan berfungsi di lima kawasan pertanian terpadu di enam kecamatan berbeda di Kukar, termasuk Tenggarong, Tenggarong Seberang, Loa Kulu, Sebulu, Muara Kaman, dan Marangkayu. Di Sebulu dan Muara Kaman, sebagian dari irigasi tersebut dibangun di enam desa yakni Sumber Sari, Manunggal Jaya, Cipare Makmur, Sido Mukti, Panca Jaya, dan Bunga Jadi. Luas pertaniannya mencapai 1.520 hektare.

Sedangkan di Tenggarong dan Loa Kulu, infrastruktur dibangun di Bukit Biru, Jahab, Jembayan, Sumber Sari, Sepakat, Ponoragan, dan Rempanga. Luas lahannya 1.216 hektare.

“Di Marangkayu dibangun di Santan Ulu, Semangko, dan Sebuntal dengan luas 1.082 hektare,” kata dia mendetailkan.

Adapun di Tenggarong Seberang, ada dua kawasan pertanian terpadu yang bakal dibangun infrastruktur. Kawasan pertama berada di delapan desa yaitu Bangun Rejo, Karang Tunggal, Manunggal Jaya, Bukit Raya, Loa Lepu, Teluk Dalam, Loa Ulung, dan Embalut. Luas lahannya sekitar 1.650 hektare.

Kawasan kedua yaitu Kertabuana, Buana Jaya, Bukit Pariaman, Sukamaju, dan Separi dengan luas lahan 2.160 hektare. Total luas lahan pertanian terpadu di Kukar yang akan adalah 7.628 hektare. Dirinya pun meminta kepada kelompok tani untuk mengajukan proposal bantuan guna mengetahui kebutuhan yang diperlukan oleh petani.

“Silahkan proposalnya diajukan,” pungkasnya. (*)

Ikuti berita-berita terbaru Intuisi di Google News!