Samarinda, intuisi.co – Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Syarifatul Sya’diah, menyampaikan keprihatinannya terkait proyek drainase berskala besar di Samarinda yang dinilai belum memberi dampak signifikan dalam penanggulangan banjir.
Ia menekankan bahwa keberadaan drainase yang besar pun tak akan bermanfaat jika tak disertai perawatan rutin.
“Percuma drainasenya besar kalau isinya lumpur dan sampah. Tanpa perawatan berkala, tetap akan banjir,” ujar Syarifatul saat diwawancarai oleh awak media pada Minggu (29/6/2025).
Apalagi, Kota Samarinda memang dikenal sebagai kota yang rawan banjir saat curah hujan tinggi. Penyumbatan saluran dan sedimentasi sungai menjadi penyebab utama. Menurut Syarifatul, sistem drainase tak boleh hanya dibangun lalu ditinggalkan begitu saja.
“Yang penting bukan hanya membangun, tapi juga memastikan saluran tetap bersih. Pembersihan rutin oleh petugas kebersihan sangat diperlukan,” tegasnya.
Politisi dari Fraksi Golkar itu juga mendorong sinergi antara pemerintah dan sektor swasta. Menurutnya, pelaku usaha yang beroperasi di sekitar sungai memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan infrastruktur air.
“Perusahaan yang menggunakan sumber daya sungai harus turut serta merawatnya. Jangan hanya mengambil untung, tapi lepas tangan saat terjadi kerusakan,” tambahnya.
Syarifatul juga menyoroti kondisi Sungai Mahakam yang kini dangkal akibat tumpukan sedimen. Dirinya mendesak agar pengerukan segera dilakukan guna mencegah luapan air sungai saat hujan turun.
“Sedimentasi di Sungai Mahakam sudah mengkhawatirkan. Permukaan sungai naik, jadi air mudah meluap walau hujan tidak terlalu deras. Pengerukan tidak boleh ditunda lagi,” ungkapnya.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa solusi banjir tidak bisa hanya difokuskan pada wilayah hilir. Kerusakan lingkungan di hulu, seperti penggundulan hutan, turut memperburuk kondisi.
“Kalau hutan di hulu rusak, air hujan langsung mengalir ke kota tanpa terserap tanah. Jadi, penanganan harus menyeluruh dari hulu ke hilir,” terang Syarifatul.
Ia mengajak semua pihak pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk bahu membahu mencari solusi atas persoalan banjir di Samarinda.
“Kalau semua pihak ikut terlibat, sedikit demi sedikit kita bisa mengurangi dampak banjir,” pungkasnya. (adv/rfh/ara)