Sorotan

Tanpa Terapi Khusus, Pasien Covid-19 Balikpapan Sembuh setelah Sembilan Hari

Menjaga perasaan selalu bahagia mendorong imun dalam tubuh bekerja dengan baik. Virus corona pun bisa diperangi dengan maksimal hingga benar-benar pergi.

Balikpapan, intuisi.co – Satu lagi pasien covid-19 sembuh di Balikpapan. Yakni kasus BPN 49. Dinyatakan sembuh setelah perawatan hanya dalam sembilan hari.

Dibanding kasus covid-19 yang sudah-sudah, penyembuhan pasien ini relatif singkat. Ia terkonfirmasi positif pada 18 Mei 2020. Kemudian dirawat di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB). Setelah empat hari, ia mendapatkan hasil negatif pertamanya. Dan pada 24 Mei 2020, terkonfirmasi negatif untuk kali kedua secara beruntun. Dinyatakan sembuh pada hari kesembilan menjalani perawatan.

Disebutkan dr. Elies Pitriani, Sp.P dari tim dokter RSPB, penanganan pasien covid-19 sebenarnya tak memiliki metode terapi khusus. “Intinya harus tetap bahagia,” sebutnya di Posko & Media Center Gugus Tugas Covid-19 Balikpapan, Kamis sore, 28 Mei 2020.

Di RSPB, pasien diberlakukan terapi sebagaimana ketentuan WHO serta Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Dengan penambahan konsumsi beberapa vitamin serta metode berjemur di sinar matahari pagi. “Biasanya kami memberikan waktu pukul 10.00 Wita. Pasien bergantian keluar dan berjemur kurang lebih 10 menit,” terang dr Elies.

Sesi berjemur dirasa memegang peranan krusial dalam penyembuhan pasien covid-19. Dari sesi ini, pasien bisa saling sharing satu sama lain. Sehingga dapat merasa bahagia dan nyaman. Akhirnya mempercepat peningkatan imun tubuh.

Adapun mekanisme pembentukan antibodi memiliki banyak faktor. Tak melulu soal terapi. Covid-19 adalah self limiting disease atau penyakit yang bisa sembuh sendiri. Namun mesti ditunjang kekuatan kekebalan tubuh. Imunitas yang baik menjadi kunci utama.

Libatkan Spesialis Kejiwaan

Oleh karena itu, kondisi psikis pasien juga memegang peranan penting. Di RSPB, pasien covid-19 tiap hari dihadapkan kuesioner. Menuangkan keluh-kesah kepada dokter spesialis kejiwaan yang dilibatkan dalam perawatan.

Sesi ini diharap menekan perasaan gundah pasien yang waswas menanti hasil follow up hari ke hari. Menjaga kondisi psikis tetap baik. Imunitas pun terjaga. Mencegah virus dalam tubuh bermutasi. “Kalau sampai bermutasi dan berubah, maka kemungkinan akan sulit diatasi. Itulah yang kami kejar. Menghentikan mutasi dengan imun yang baik. Sehingga bisa cepat sembuh,” urai sang dokter.

Helmi Chaniago adalah pasien yang berhasil sembuh dalam sembilan hari tersebut. Ia mengapresiasi tim dokter yang telah bekerja dan merawatnya secara intensif.

Ia mengakui merasa jenuh dalam perawatan. Namun mencoba untuk selalu terbuka. Melaporkan kepada tim dokter mengenai perubahan-perubahan yang dirasakan. Bantuan psikiater sebagai teman curhat juga memberikan solusi.

“Itu yang menurut saya sangat membantu penyembuhan kami. Terima kasih sebesar-besarnya kepada tim dokter dan paramedis yang begitu intens merawat tanpa kenal lelah dan libur. Terima kasih atas perjuangannya,” pungkasnya. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.