Ekonomi

Terima Wisatawan ketika Pendemi, Hotel juga Harus Tersertifikat CHS

Sektor perhotelan di Kalimantan Timur (Kaltim) mulai merasakan angin segar setelah sepi pengunjung selama virus corona mewabah.

Samarinda, intuisi.co – Berbulan-bulan babak belur dihantam pandemi covid-19, sektor perhotelan di Kaltim mulai recovery. Pelan-pelan makin banyak kamar terhuni. Meski tak signifikan namun bisa menjadi momentum kebangkitan.

“Syukurnya saat ini (wabah) mulai terlihat melandai. Dan ke depan kami optimistis tingkat hunian membaik,” sebut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Samarinda Lenny Marlina, dikonfirmasi Rabu sore, 4 November 2020.

Pendataan Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, tingkat penghunian hotel (TPK) berbintang mulai menanjak naik pada September. Dari 39,10 persen pada Agustus menjadi 51,19 persen atau bertambah 12,09 poin dalam 30 hari. Khusus hotel bintang di Samarinda juga serupa. Sejak September hingga saat ini trennya selalu positif.

Menurut Lenny, manajemen hotel di Samarinda masih bisa mempertahankan harga saat daerah lain tidak demikian. “Dari semuanya, hotel bintang lima paling terdampak. Yang pasti merugi. Semua mengalami hal sama karena wabah ini,” tambahnya.

Sertifikasi CHS

Beroperasi hotel pada masa pandemi memang tak sederhana. Ditetapkan ragam indikator sesuai standar cleanliness, health, safety (CHS) program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sertifikasi CHS menjadi syarat bagi pelaku industri wisata bila ingin dikunjungi turis. Sebagai tanda jika destinasi terkait layak dikunjungi karena memenuhi standar protokol kesehatan.

Untuk mendapatkan sertifikat tersebut, beberapa syarat harus dipenuhi. Antara lain menyediakan fasilitas cuci tangan menggunakan sabun, tersedianya alat pengukur suhu tubuh atau thermo gun, wajib masker dan menerapkan indikator penanda physical distancing atau menjaga jarak.

Langkah pencegahan tersebut juga berperan krusial sebagai modal menghadapi situasi pandemi jelang akhir tahun. Pada periode Oktober hingga Desember, peningkatan okupansi umumnya meningkat seiring banyaknya kegiatan swasta atau pemerintahan. “Ingat semua harus taat dengan protokol kesehatan demi kebaikan bersama,” pungkasnya. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.