Tingkatkan Nilai Jual! DPRD PPU Dorong Teknologi untuk Rumput Laut
Petani rumput laut di Penajam Paser Utara menghadapi tantangan harga rendah akibat kualitas yang buruk, DPRD PPU dorong penggunaan teknologi pengolahan modern.
Penajam, intuisi.co – Hamparan tambak di pesisir Penajam Paser Utara (PPU) menyimpan cerita getir para petani rumput laut. Di tengah upaya mereka mencari nafkah, hasil panen sering kali tak sebanding dengan kerja keras yang tercurah. Masalah utama bukan pada jumlah produksi, melainkan kualitas rumput laut yang rendah akibat metode pengolahan tradisional yang masih mendominasi. Kondisi ini membuat harga jual tak kunjung naik, memaksa petani bertahan dalam pusaran ekonomi yang sulit.
“Kualitas rumput laut saat ini memang masih bisa ditingkatkan,” ujar Sujiati, anggota DPRD PPU, dengan nada penuh keprihatinan. Ia menjelaskan bahwa para petani membutuhkan dukungan teknologi modern agar hasil panen mereka memiliki kualitas yang lebih baik. Selama ini, metode pengolahan sederhana menjadi penyebab utama rendahnya kualitas rumput laut.
Metode tradisional yang diterapkan para petani, seperti pengeringan manual di bawah sinar matahari tanpa kontrol kelembapan yang memadai, sering kali menghasilkan produk yang tidak sesuai standar pasar. Akibatnya, rumput laut asal PPU kalah bersaing dengan produk serupa dari daerah lain, baik di pasar lokal maupun nasional.
DPRD PPU, melalui Sujiati, kini mendorong pemerintah daerah untuk mengambil langkah nyata. “Kami akan terus mendukung penyediaan teknologi pengolahan modern bagi para petani,” tegasnya. Menurutnya, teknologi ini tidak hanya membantu meningkatkan kualitas rumput laut, tetapi juga membuka peluang besar bagi petani untuk menghasilkan produk turunan bernilai tinggi, seperti agar-agar dan kosmetik berbasis rumput laut.
Langkah ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang yang tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga daya saing produk rumput laut PPU di pasar yang lebih luas. “Teknologi modern adalah kunci untuk menjaga efisiensi dan kualitas hasil panen. Ini penting agar petani kita tidak hanya bertahan, tetapi juga maju,” imbuh Sujiati.
Bagi petani seperti Surya, seorang nelayan yang kini beralih ke budidaya rumput laut, tantangan terbesar adalah modal awal untuk membeli teknologi. “Kami butuh dukungan nyata, bukan hanya wacana,” katanya. Surya berharap adanya kebijakan subsidi atau bantuan alat dari pemerintah dapat segera diwujudkan.
Penutupnya, Sujiati menegaskan bahwa perubahan ini tidak bisa ditunda lagi. “Jika kita ingin rumput laut dari PPU dikenal luas dan membawa kesejahteraan bagi petaninya, teknologi adalah langkah pertama yang harus kita ambil,” pungkasnya.
Dalam gelombang pasang yang menghantam kehidupan petani rumput laut PPU, harapan kini berlayar menuju arah yang lebih cerah. Dukungan teknologi pengolahan bukan hanya menjanjikan perbaikan kualitas, tetapi juga menjadi simbol bahwa perubahan besar sedang diupayakan untuk masa depan yang lebih baik. (adv)