HeadlinePemkab Kukar

Wajah Pariwisata Kukar Pascapandemi, Desa Wisata Jadi Unggulan

Desa wisata seperti Desa Pela di Kecamatan Kota Bangun, dikemukakan sebagai unggulan Kukar meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara.

Tenggarong, intuisi.co—Pandemi covid-19 yang mulai merebak 2020 lalu di Kaltim benar-benar menghantam sektor pariwisata dengan keras. Di Kaltim, tingkat kunjungan anjlok. Tak terkecuali dengan Kutai Kartanegara (Kukar). Mengembalikan kembali kedatangan wisatawan ke kabupaten ini, Pemkab Kukar mengemukakan berbagai strategi.

Anjloknya tingkat kunjungan pariwisata di Bumi Etam saat pandemi, tergambar dari pendataan yang dicatat Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim ini. Sejak 2013, tingkat keunjungan ke provinsi ini sebenarnya konsisten menunjukkan peningkatan. Baik dari level wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman).

Pada 2013, dilaporkan kunjungan wisnus di Kaltim mencapai 1,92 juta. Sedangkan wisman hampir 33 ribu. Peningkatan kunjungan wisnus berlangsung hingga 2018 yang mencapai puncaknya denga catatan 7,47 juta kunjungan. Sedangkan puncak kedatangan wisman terjadi pada 2019 menjadi 76 ribu kunjungan. Khusus wisnus, penurunan memang terjadi pada 2019, namun kunjungan masih terjaga di kisaran 7 juta. Namun pada 2020, pandemi benar-benar membuat tren kunjungan tersebut terjun bebas. Kunjungan wisnus turun drastis jadi 2,88 juta, meskipun masih tetap tinggi dibanding kunjungan pada 2013 silam. Sedangkan kunjungan wisman jadi 19 ribu, jauh lebih rendah dari catatan pada 2013.

Terjaganya kunjungan wisnus di Kaltim pada pandemi hingga tetap di atas 2,5 juta, tak lepas dari peran Kukar. Kabupaten ini mencatatkan tingkat kunjungan tertinggi di Kaltim setelah Balikpapan yang mencatatkan lebih 1 juta kunjungan. Kukar, dalam hal ini, mencatatkan lebih 600 ribu kunjungan. Namun begitu untuk kunjungan wisman, Kukar mencatatkan kunjungan tak sampai 2 ribu. Sedangkan Balikpapan yang tertinggi dengan kunjungan lebih 16 ribu dan Samarinda sekitar 2 ribu.

Mengembalikan tingkat kunjungan selepas babak belur dihantam pandemi, Pemkab Kukar pun cukup optimistis dengan strategi yang dikemukakan. Salah satu yang menjadi andalan adalah menggelar berbagai festival wisata atau kebudayaan. Pola itulah yang diyakini bakal mengundang banyak orang untuk menghabiskan banyak waktu di Kukar.

Intervensi Pengembangan Desa Wisata

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, Dispar Kukar, Muhammad Ridha Fatrianta, berharap strategi Pemkab Kukar menggelar berbagai festival untuk memicu kunjungan wisatawan, dimanfaatkan benar oleh destinasi wisata setempat. “Dengan adanya event, kawan-kawan pelaku usaha pengelola destinasi meski juga bersiap,” terang Ridha kepada intuisi.co, awal November lalu.

Dispar Kukar pun melakukan berbagai pendekatan agar destinasi wisata yang diunggulkan bisa makin optimal menyedot wisatawan. Misalnya pelaku wisata dari masyarakat mendapat bantuan selama lima tahun. “Seperti desa wisata yang kami bantu dalam penyiapan atraksi. Seperti di Pantai Ambalat. Kalau di hulu ada Desa Pela yang kami bantu dalam penyiapan homestay,” lanjutnya.

Intervensi Dispar Kukar dalam pengembangan homestay di desa wisata pun dianggap perlu. Karena di destinasi macam desa wisata lah yang selama ini jadi favorit pelancong dari luar negeri. Misalnya Desa Pela di Kecamatan Kota Bangun karena menyuguhkan panorama alam yang natural, sesuai segmentasi wisman. “Mereka (wisman) lebih suka yang alam. Kalau wisata buatan malah kurang tertarik,” tutur Ridha.

Karena kerap jadi tujuan wisman, homestay di Desa Pela pun didorong melakukan pengembangan yang sesuai kriteria pelancong asing, mengingat kebiasaan wisman yang berbeda. Misal dari sisi toilet, wisman cenderung memilih penginapan dengan konsep toilet kering. “Itu juga yang kami intervensi,” ungkapnya.

Pengembangan homestay di desa wisata pun telah mendapat keseriusan Pemkab Kukar. Realisasinya pun tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kukar di bawah kepemimpinan Bupati Edi Damansyah dan Wakil Bupati Rendi Solihin yang berlaku mulai depan. “Itu sudah terprogram dan telah ditentukan lokasinya seperti Desa Pela. Sekarang lagi proses verifikasi,” terangnya.

Infografis Pengembangan Wisata Kukar Selepas Pandemi (tim kreatif intuisi.co)

Revitalisasi di Tenggarong

Pengembangan wajah pariwisata Kukar tak hanya berlangsung di desa wisata. Di Tenggarong, ibu kota kabupaten tersebut, sejumlah program peningkatan juga mengemuka. Salah satunya revitalisasi tiga sajian sekaligus. Dari Jam Bentong, Museum Jembatan Mahakam dan Kutai Kartanegara, hingga Planetarium Jagad Raya Tengarong.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kukar, Sunggono, mengungkapkan bahwa program revitalisasi tiga destinasi tersebut tengah berlangsung tahun ini. Khusus museum jembatan, bakal dibangun dengan konsep berbasis IT, alias tak lagi dalam bentuk fisik. “Tahun ini masih pembangunan fisik gedungnya dulu. Mudah-mudahan tahun depan sisi IT-nya sudah selesai,” terang Sunggono, ditemui di Samarinda, tengah November lalu.

Sunggono pun menegaskan program revitalisasi tersebut mengusung misi menjadikan objek-objek tersebut sebagai destinasi unggulan baru di Tenggarong. Mantan kepala Dinas Perhubungan Kukar itupun berharap pekerjaan infrastruktur yang kini berlangsung, bisa terlaksana sesuai perencanaan.  (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.