Warga Kaltim Terbanyak Hadiri Ijtima Dunia di Gowa, Kini Sekeluarga di Berau Diisolasi
Ijtima Dunia Zona Asia 2020 menyisakan teror. Satu orang di Balikpapan positif covid-19 dan meninggal dunia dengan riwayat kegiatan tersebut.
Samarinda, intuisi.co – Kegiatan Ijtima Dunia Zona Asia 2020 di Gowa, Sulawesi Selatan yang batal, kini ancaman serius untuk Kaltim. Lantaran dibatalkan belakangan, agenda tersebut sudah kedatangan orang dari berbagai penjuru. Dan kabarnya, peserta terbanyak berasal dari Kaltim.
Demikian diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Kesehatan Kaltim, Andi Muhammad Ishak, Minggu, 28 Maret 2020. Saat ini, terdapat empat kasus tambahan pasien dalam pengawasan (PDP) di Kaltim. Keempatnya berada di Berau dan adalah satu keluarga.
Pasien pertama didapat dari hasil tracing kegiatan ijtima tersebut di Gowa. Mengalami gejala mirip covid-19 setelah kembali dari lokasi acara. Dari penelusuran lebih lanjut, tiga anggota keluarga dari PDP tersebut, turut mengalami gejala serupa. Padahal ketiganya tak melakukan perjalanan ke kegiatan keagamaan tersebut.
Dengan kondisi itu, keempatnya pun masuk dalam status PDP. Namun demikian, hanya yang berangkat ke Gowa mendapat perawatan isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Rivai. Sementara tiga anggota keluarganya, meski berstatus PDP, hanya menjalani isolasi rumah.
“Ketiganya diisolasi di rumah secara ketat,” sebut Andi M Ishak di hadapan awak media.
Kemunculan PDP baru dengan riwayat perjalanan Gowa tersebut, membuat kegiatan ijtima tersebut berpotensi menjadi salah satu sebaran covid-19 di Kaltim. Pasalnya, satu pasien positif di RSUD Kanujoso Djatiwibowo yang baru meninggal, merupakan warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dengan riwayat perjalanan yang sama. “Namun masih belum bisa disebut cluster selama baru memunculkan satu kasus,” sebut Andi.
Kendati demikian, otoritas di daerah tak tinggal diam. Tengah dilakukan langkah tracing terhadap warga Kaltim lainnya yang juga mengikuti agenda tersebut. Masih belum diketahui pasti sebarannya. Termasuk gambaran jumlah peserta dari provinsi ini. “Namun informasi yang kami terima, peserta dari Kaltim adalah yang terbesar menghadiri ijtima tersebut. Tapi belum ada informasi resmi baik dari panitia atau pemerintah setempat,” beber Andi.
Laporkan Diri
Untuk mencegah kemungkinan terburuk, tracing terhadap peserta dilakukan dengan pendekatan di pintu-pintu masuk Kaltim. Baik jalur udara maupun laut. Otoritas di kabupaten/kota telah diminta mengawal langkah ini. Pun pendekatan lewat jalur Majelis Ulama Indonesia untuk menelusuri peserat-peserta dari Kaltim yang mengikuti ijtima dimaksud.
“Jangan takut melapor. Tak diisolasi. Hanya isolasi di rumah secara mandiri dengan ketat. Cukup 14 hari,” pungkas Andi. (*)