Samarinda, intuisi.co – Fenomena La Nina memberi ancaman ekstra bagi Samarinda. Terjadi pada periode musim penghujan, tingkat ancaman banjir menggenang Ibu Kota Kaltim ini berpeluang lebih besar. Warga mulai meningkatkan kewaspadaan. Terutama di kawasan paling rawan banjir seperti Perumahan Bengkuring.
“Kami selalu waswas. Apalagi hujan deras, pasti banjir,” sebut Maulani Al Amin, warga Perumahan Bengkuring Kecamatan Samarinda Utara, kepada intuisi.co, Jumat sore, 13 November 2020.
Perumahan Bengkuring merupakan salah satu dari 34 daerah rawan banjir di Samarinda, catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda. Kecamatan paling rawan memang Samarinda Utara serta Sungai Pinang.
Salah satu yang terparah di Perumahan Bengkuring adalah pada 2008 silam. Ketika itu, kawasan ini masih memiliki akses terbatas. Yang nahasnya pada saat itu terendam banjir tinggi. “Air semata kaki, tapi tetangga yang lain ada yang sampai sepaha dewasa. Kira-kira setengah meter,” lanjut Maul, sapaan Maulani.
Tahun berbilang warsa, rumah Maul dan keluarganya sudah direnovasi. Sehingga saat banjir datang, air tak lagi masuk ke kediamannya. Namun tetap saja tak memberi kelegaan. Ketika musim hujan dan banjir besar seperti pada Desember 2019 dan Mei 2020, semua warga di kawasan Bengkuring dibuat kesusahan air bersih. Listrik pun dipandamkan karena nyaris semua rumah tergenang.
Meski demikian, Maul dan keluarga enggan pindah dari daerah ini. Keluarganya telah tinggal di Bengkuring sejak 1960-an. Perumahan ini juga diresmikan Presiden BJ Habibie pada Kamis, 5 Agustus 1999 yang datang menumpang helikopter.
Habibie mendarat di teras pasar Perumahan Bengkuring sekitar Pukul 11.00 Wita. Sejumlah menteri juga ikut rombongan, termasuk Menteri Pertahanan dan Keamanan Panglima TNI Wiranto dan Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) AA Baramuli. Tak ketinggalan Gubernur Kaltim Suwarna Abdul Fatah juga mendampingi. “Saya melihat sendiri waktu itu, tempat ini banyak kenangannya,” pungkasnya. (*)
View this post on Instagram