Masker N95 Kini Rp 600 Ribu karena Virus Corona, Ludes Diburu Warga Samarinda
Dulunya masker jenis ini bisa didapatkan Rp 240 ribu per 20 lembar. Kini jadi Rp 600 ribu.
Samarinda, intuisi.co – Indonesia memang belum ditemukan jejak virus corona. Tapi langkah antisipasi sudah cukup masif. Otoritas terkait mengawal sejak dari gerbang negara. Warga memulai dari perlindungan diri. Termasuk penduduk Samarinda.
Semenjak virus corona menyebar dari Wuhan, Tiongkok, ketakutan massal memang menggelayut. Sudah ratusan nyawa melayang. Seantero bumi pun mulai melakukan proteksi. Salah satunya melindungi diri dengan kelengkapan masker.
Di Samarinda, pola demikian mulai diburu publik. Ditandai dengan penjualan masker sebagai alat proteksi yang meningkat. Mulai masker biasa hingga masker N95. Keberadaannya di apotek-apotek Kota Tepian pun sudah mulai langka.
“Penjualannya naik sejak dua pekan lalu, banyak yang cari,” ucap Brigitt Aprilia, admin Apotek Farmacare, Jalan Merbabu, Kelurahan Jawa, Samarinda Ulu, Kamis, 6 Februari 2020.
Sebagaimana hukum ekonomi, tingkat permintaan yang tinggi dibarengi menipisnya persediaan, membuat harga barang tersebut melonjak tinggi. Skema ini juga yang terjadi dalam peredaran masker di Samarinda.
Sebelumnya harga satu kotak masker biasa adalah Rp 38 ribu. Kini jadi Rp 60 ribu per kotak. Satu kotak isinya beragam tergantung merek. Bisa 20 sampai 35 lembar. Sementara masker N95 dengan isi 20 lembar, semula bernilai Rp 240 ribu. Kini Rp 600 ribu per kotak.
Proteksi Ekstra
Lia, sapaan karib Brgitt Aprilia, menyadari kenaikan harga masker medis dan N95 dampak dari penyebaran virus corona. Warga berboyong-boyong memburu masker lazimnya hendak melindungi diri. Bahkan masker N95 yang dulunya sepi peminat, kini begitu diburu.
Di apotek tempat Lia bekerja, dalam sehari bisa lima konsumen mencari masker N95.Ada yang membeli per lembar, ada pula sekaligus satu kotak. “Khusus masker N95 memang beda harganya karena proteksinya juga bagus. Sebelumnya satu masker dijual Rp 12 ribu sekarang Rp 30 ribu,” terangnya.
Masker medis lazim dipakai dalam dunia kesehatan. Pun demikian masker N95. Namun, terdapat perbedaan yang membuat kedua alat proteksi tersebut berbeda derajat. Masker medis hanya mampu melindungi hingga 20 persen penyebaran virus. Sementara masker N95 memproteksi hingga 95 persen. Tak heran angka 95 turut disertakan dalam penamaan produk tersebut.
Harga memang tak bisa bohong. N95 yang jauh lebih mahal, juga menawarkan daya tahan lebih kuat. Tak heran bila keberadaannya begitu diburu ketika virus mematikan mewabah.
“Masker biasa (medis) ‘kan enggak boleh dipakai setiap hari. Harus ganti berkala. Beda dengan N95 yang lebih awet,” imbuhnya.
Setali tiga uang, Maria, apoteker Apotek Kimia Farma di Jalan Agus Salim, Kelurahan Sungai Pinang, Kecamatan Samarinda Kota, turut merasakan hal sama. Bahkan pemesanan masker N95 kepada distributor belum disanggupi. Ramai-ramai kehabisan stok.
Sebelumnya, waralaba apotek tersebut telah menjual habis masker N95 hanya dalam rentang waktu 27-28 Januari 2029. “Tiga kotak habis terjual. Harganya belum naik. Satu dus Rp 344 ribu,” pungkasnya. (*)