Samarinda, intuisi.co – Uji lab PDP di Kaltim kembali diterima satu hasil. Yakni negatif covid-19 untuk PDP asal Balikpapan. Namun hasil tersebut diikuti tambahan PDP lainnya yang pada 27 Maret 2020 ada lima kasus.
Lima tambahan pasien dalam pengawasan (PDP) di Kaltim itu berasal dari Berau, Samarinda, dan tiga dari Kutai Kartanegara (Kukar). Memunculkan angka 70 dari total PDP Kaltim selama ini. Sebanyak 32 di antaranya telah dipastikan negatif. Sedangkan positif masih 11 orang. “Yang masih dalam proses pengujian, ada 27 orang,” sebut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Andi Muhammad Ishak, dalam konferensi pers di Samarinda, Jumat, 27 Maret 2020.
Tiga kasus PDP dari Kukar memiliki riwayat beragam. Yang pertama berkaitan cluster Bogor, Jawa Barat, yakni agenda Persidangan Sinode Tahunan (PST) Gereja di Indonesia bagian Barat (GPIB) pada 26-29 Februari 2020. Memiliki keluhan demam, batuk, pilek, dan lemah.
Sedangkan PDP kedua, memiliki kontak erat dengan kasus positif Kukar (KKR) 1. Menunjukkan gejala demam, batuk, sakit tenggorokan, sesak napas, lesu, sakit kepala, diare, dan muntah-muntah. “Sedangkan ketiga adalah pasien yang ditetapkan PDP oleh tim medis (Rumah Sakit Umum Daerah Aji Muhammad) Parikesit. Dengan keluhan demam tinggi, batuk, dan sakit kepala,” ungkap Andi di hadapan awak media.
Adapun PDP dari Berau diketahui memiliki kontak erat dengan kasus positif Bontang (BTG) 1. Namun terlapor tak menunjukkan gejala-gejala mirip covid-19. Saat ini tengah menjalani perawatan di RSUD Abdul Rifai, Berau. “Sedangkan tambahan PDP di Samarinda memiliki riwayat perjalanan ke Jogjakarta. Mengalami keluhan batuk dan sesak napas. Melapor ke (hotline) 112 dan dirawat di RSUD Abdul Wahab Sjahranie.”
Dokter di Samarinda PDP
Hingga 27 Maret 2020 ini, total 70 PDP berada di Kaltim. Dan salah satunya adalah seorang dokter di Samarinda. Baru ditetapkan PDP pada pekan ini. Kendati demikian, ditegaskan Andi bahwa yang bersangkutan bukanlah tenaga medis yang menangani pasien covid-19 atau PDP.
“Pasien PDP di Samarinda, ada satu seorang dokter. Habis dari perjalanan ke Malang dan Surabaya. Mengikuti seleksi dokter spesialis,” sebut Andi.
“Kebetulan saja profesinya seorang dokter. Karena riwayat perjalanan dari daerah terjangkit dan mengalami gejala batuk. Kondisinya saat ini stabil dan diisolasi di RSUD Abdul Wahab Sjahranie,” pungkasnya. (*)