Samarinda, intuisi.co – Pembelajaran tatap muka di Indonesia direncanakan digelar Juli 2021 oleh pemerintah pusat. Namun di Kaltim, Gubernur Isran Noor memberi sinyalemen tak mengikuti. Situasi di Bumi Etam pun bikin gamang.
Di Samarinda, sejumlah sekolah telah menerapkan pembelajaran tatap muka. Dalam hal ini oleh satuan pendidikan yang kewenangannya berada di bawah Pemkot Samarinda. “Saya belum mengetahui kebijakan ini untuk semua jenjang sekolah atau SMA saja,” sebut Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Samarinda, Asli Nuryadin, dikonfirmasi Jumat sore, 22 April 2021.
Sebagai informasi, ketentuan negara mengatur kewenangan terhadap SMA berada di bawah pemerintah provinsi. Sedangkan pemerintah kabupaten/kota, membawahi satuan pendidikan dari TK, SD, SMP, hingga MTsN.
Kelanjutan pembelajaran tatap muka di Samarinda, Asli Nuryadin sepenuhnya menyerahkan Wali Kota Samarinda, Andi Harun, sebagai pengambil kebijakan. Kondisinya saat ini, di Ibu Kota Kaltim telah dua bulan menerapkan proses belajar langsung di sekolah-sekolah tertentu.
Kebijakan tersebut berlaku akhir Februari mengacu Surat Keputusan Bersama 4 menteri. Pelaksanaannya pun benar-benar menerapkan protokol kesehatan ketat. “Kami target 14 sekolah, kini sudah ada 9 yang melaksanakan belajar tatap muka,” terangnya.
Target ditetapkan dengan kriteria sekolah yang berada di daerah pinggiran alias jauh dari pusat kota. Lantaran kriteria itulah yang umumnya minim sebaran virus corona di Kota Tepian.
Meski begitu, pelaksanaannya telah dijalankan dengan disiplin protokol kesehatan. Jam belajar pun dibatasi. Pengawasan hingga evaluasi juga dikemukakan. Dan sampai saat ini, belum ditemukan kasus positif virus corona di sekolah.
“Alhamdulillah (sekolah tatap muka) ini masih berlanjut. Kunci terakhir memang ada di orangtua, kami tak bisa laksanakan kalau mereka tak setuju,” sebutnya.
Rencana 50 Sekolah Gelar Pembelajaran Tatap Muka
Jika pembelajaran tatap muka bisa terus berlanjut tanpa membentuk klaster baru virus corona, tak menutup kemungkinan pelaksanaannya bakal terus dilakukan di Samarinda. Bahkan pada Juli mendatang, direncanakan 50 dari 320 sekolah di Samarinda jenjang TK, SD, SMP dan MTsN, menerapkan pembelajaran tatap muka. Kebijakan tersebut juga diambil mengacu program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Meski demikian, Disdik Samarinda tetap mengevaluasi dan mencermati situasi di Kota Tepian ke depan. Meski tanpa kasus sejauh ini, pihaknya enggan jemawa. Karena diakui bahwa penerapan sekolah tatap muka bukanlah hal mudah. Risiko virus corona selalu membayangi.
“Kami juga enggan gegabah membuka semua sekolah, pasti bertahap. Tidak 100 persen,” pungkasnya. (*)
View this post on Instagram