Berpotensi Bencana, Samsun Sorot Persoalan Sampah Muara Badak
Sampah bakal bawa untung jika dikelola dengan baik, sebaliknya mendatangkan petaka bila dibiarkan. Inilah yang dikhawatirkan di Muara Badak.
Samarinda, intuisi.co-Persoalan sampah di Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara (Kukar) mendapat sorotan dari Wakil Ketua DPRD Kaltim, Muhammad Samsun. Maklum saja sampah dengan ragam jenis dibiarkan berserakan di jalan.
“Masalah sampah ini umum, di setiap permukiman. Jadi ketika kita beraktivitas pasti ada residu, tapi kalau tidak dikendalikan ini akan jadi masalah,” ujar Muhammad Samsun saat dikonfirmasi pada Selasa, 6 Juli 2021.
Lebih lanjut dia menerangkan, saat penduduk makin bertambah banyak, maka hal itu akan berbanding rulus dengan sampah yang dihasilkan. Dan bila tak bisa dikendalikan maka menimbulkan masalah besar. Salah satunya adalah penyakit. Mulai dari diare, tifus, disentri, jamur, kolera, dan berbagai macam penyakit kulit. Untuk menuntaskan persoalan tersebut maka harus dibenahi berjenjang. Mulai dari hulu sampai hilir. Hulunya itu ada di masyarakat sebagai produsen sampah.
“Sederhananya, warga lah yang berperan memilah antara sampah organik dan anorganik agar kedua sampah ini bisa lebih cepat di proses,” sebutnya.
Menurut Samsun, saat tahap ini sudah berhasil dilewati maka akan lebih mudah mencarian solusi terkait dengan sampahnya. Lazimnya, tempat pembungan sampah sementara atau TPS tak akan membeludak. Namun kondisi sampah di Muara Badak memang memprihatinkan. Dalam sehari saja, bisa tiga truk yang membuang sampah di TPS tersebut.
“Kalau melihat luasan volumenya ini bukan TPS lagi saya melihatnya ini sudah jadi TPA (tempat pembuangan akhir),” tegasnya.
Solusi di Muara Badak
Nah, tahap selanjutnya, kata dia, adalah mencarikan solusi. Pilihan paling rasional adalah mendaur ulang sampah yang ada dan hal tersebut lazim dilakukan. Namun khusus sampah plastik tentu disertai dengan teknologi tertentu. Sebab itu dirinya berharap agar warga bisa lebih mengerti mengenai bahaya di balik persoalan sampah ini. Karenanya, mengatasi masalah ini memang dimulai dari rumah lebih dahulu. Memilah antara sampah organik dan anorganik, agar ini nantinya tidak menjadi masalah besar.
“Saya juga akan secepatnya akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, baik dengan Dinas Lingkungan Hidup maupun ke pemerintah kabupaten untuk bisa mencarikan solusi bersama terkait dengan sampah ini,” pungkasnya. (*)