Desa Pela Kukar Kembali Raih Penghargaan Wisata
Desa Wisata Pela di Kutai Kartanegara mendapatkan predikat juara dari Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
Tenggarong, intuisi.co– Desa Wisata Pela yang berada di Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kembali meraih penghargaan nasional.
Desa yang berada di kawasan Hulu Mahakam Kukar ini berhasil meraih peringkat III dalam kategori Kelembagaan Desa untuk ADWI 2022.
Penghargaan ini diberikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang dihadiri langsung Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin dan Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar Slamet Hadiraharjo.
“Insentifnya berupa bantuan dan dukungan. Pembinaan juga diberikan kepada Desa Wisata Pela,” ujar Slamet Hadiraharjo, Selasa, 1 November 2022.
Sebagaimana diketahui, Desa Wisata Pela telah masuk dalam 50 besar ADWI 2022. Perolehan prestasi ini juga mendapatkan apresiasi dan dukungan dari Dispar Kukar.
Dispar Kukar memberikan bantuan dalam pemenuhan infrastruktur pendukung, seperti home stay dan dukungan penyelenggaraan Festival Danau Semayang 2023. Selain itu, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) juga akan diberikan fasilitasi pelatihan menjadi pemandu wisata yang baik.
“Selalu kami bina dan arahkan, sesuai potensinya masing-masing,” imbuhnya.
Desa Pela Kukar Jadi Andalan Wisata Kaltim
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Desa Pela, Alimin menjelaskan, Desa Pela Kukar menawarkan konsep ekowisata. Jenis wisata terdiri dari susur sungai, memancing bersama nelayan setempat, sampai melihat pesut mahakam di Danau Semayang.
Desa ini juga menyediakan wisata edukasi. Ada museum nelayan yang berisi koleksi alat tangkap tradisional hingga informasi pesut mahakam.
Pembangunan museum adalah hasil kerja sama Desa Pela dengan Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI). Museum tersebut telah dilengkapi digitalisasi barcode untuk informasi koleksi, termasuk pembayaran nontunai.
Di Desa Pela juga terswdia kuliner khas daerah dan ketersediaan homestay. Alimin menyebutkan, lima rumah warga berfungsi sebagai homestay.
Upaya membawa nama Desa Pela ke kancah nasional bukan sekejap mata. Alimin menguraikan, desa ini pada mulanya harus menjaga habitat pesut mahakam.
Fauna itu menjadi daya tarik wisata. Makanya, sejak 2018, desa memberlakukan peraturan larangan illegal fishing sejak 2018. Alat tangkap ikan modern juga tidak diperbolehkan di desa tersebut.
Penduduk telah sepakat menjaga kelestarian ikan air tawar yang menjadi makanan utama pesut mahakam. Dari seluruh upaya tersebut, Desa Pela kini telah ramai menerima kunjungan wisatawan lokal hingga mancanegara. (*)