HeadlinePemprov Kaltim

Diskes Kaltim Gandeng Dokter & Klinik Swasta Perangi TBC

Diskes Kaltim berupaya menemukan kasus TBC dengan menggandeng dokter dan klinik swasta. TCM menjadi alat kunci dalam pemeriksaan gratis.

Samarinda, intuisi.co – Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (MTB). Penyakit ini menyerang paru-paru dan organ tubuh lainnya. Menurut data Kementerian Kesehatan RI tahun 2022, Indonesia berada di peringkat ketiga dunia dalam jumlah penderita TBC¹.

Untuk menekan angka penularan dan kematian akibat TBC, Dinas Kesehatan (Diskes) Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki target 90 persen untuk menemukan kasus TBC di wilayahnya. Namun, target tersebut tidak mudah dicapai karena adanya kendala dalam hal pemeriksaan.

Salah satu kendala yang dihadapi adalah keterbatasan jumlah alat Tes Cepat Molekuler (TCM). Alat ini merupakan alat penting dalam mendeteksi seseorang mengidap TBC. TCM menggunakan metode deteksi molekuler berbasis nested real-time PCR yang memiliki kelebihan sensitivitas tinggi, hasil cepat, dan dapat mendeteksi resistensi terhadap rifampisin, salah satu obat anti TBC².

“Selama ini pengadaannya disupport oleh pemerintah pusat. Jumlahnya juga belum banyak. Jadi ya, rata-rata lebih dari satu lah di tiap kabupaten/kota dan itu letaknya jauh,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Diskes Kaltim, Setyo Budi Basuki.

Setyo menambahkan, pemeriksaan TCM gratis bagi masyarakat yang diduga menderita TBC. “Sama dengan berbicara COVID-19, orang dikatakan menderita covid kalau sudah dites PCR. Nah, sekarang juga begitu. Orang bisa menderita TBC kalau tesnya TCM. Semua ini gratis,” katanya.

Untuk mengatasi keterbatasan TCM, Diskes Kaltim berencana untuk menggandeng dokter dan klinik swasta untuk bisa bersama-sama memerangi TBC. Kerjasama tersebut berupa memberikan akses kepada pasiennya untuk mendapatkan pemeriksaan TCM gratis di fasilitas kesehatan (faskes) yang memiliki alat tersebut.

“Ada MoU antara faskes yang mempunyai TCM dengan klinik dengan dokter praktek. Maka, klinik itu bisa merujuk spesimen dahak pasiennya untuk melakukan pemeriksaan di faskes tersebut. Dengan MoU itu juga, klinik bisa mengakses obat kita secara gratis,” jelas Setyo.

Melalui kerjasama ini pula, Setyo berharap masyarakat Kaltim bisa mendapatkan pelayanan yang bermutu, mendapatkan diagnosa yang bermutu, serta pelayanannya sesuai standar. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak mengabaikan gejala-gejala TBC seperti batuk berdahak lebih dari dua minggu, demam, berkeringat malam hari, nafsu makan menurun, dan berat badan turun³.

“Jika ada gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri ke faskes terdekat. Jangan tunda-tunda karena TBC bisa disembuhkan jika ditangani dengan tepat,” pesannya. (DiskesKaltim/Adv/Tya)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.