HeadlineKutai KartanegaraPemkab Kukar

Mimpi Pengolahan Rumput Laut di Muara Badak

Pabrik rumput laut di Muara Badak, mimpi petani dan Indonesia untuk hilirisasi pertanian dan kesejahteraan.

Muara Badak, intuisi.co – Di Desa Muara Badak Ulu, Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara, ada sebuah mimpi yang sedang dikejar oleh para petani rumput laut. Mimpi itu adalah memiliki pabrik pengolahan rumput laut yang bisa mengubah hasil panen mereka menjadi produk bernilai tinggi.

Sejak 2021 lalu, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) mulai mewujudkan mimpi itu dengan membangun pabrik pengolahan rumput laut di desa tersebut. Pabrik ini bertujuan untuk mendorong hilirisasi pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani.

“Kami bersyukur sekali potensi perikanan ini nanti bisa dimaksimalkan untuk industri hilirnya lewat pembangunan pabrik rumput laut ini,” kata Arfan, Camat Muara Badak, saat ditemui di kantornya, Senin (23/10/2023).

Arfan mengatakan bahwa kehadiran pabrik ini melahirkan harapan baru bagi para petani yang telah lama menantikan adanya fasilitas pengolahan yang memadai. Selama ini, mereka hanya menjual rumput laut mentah dengan harga murah ke tengkulak atau pihak lain.

“Kalau ada pabrik ini, kami bisa mengolah sendiri rumput laut kami menjadi tepung, agar-agar, kosmetik, atau produk lain yang lebih mahal. Kami juga bisa menentukan harga jual kami sendiri tanpa tergantung pada orang lain,” ujar Arfan.

Progres pembangunan pabrik ini sedang berjalan. Saat ini, Pemkab Kukar sedang fokus pada proses pengadaan mesin pengolah rumput laut. Sementara itu, struktur bangunan pabrik telah rampung dan siap untuk segera beroperasi setelah mesin tersedia.

Ramlan, Ketua Pokdakan Salok Sumbala Sejahtera Muara Badak, salah satu kelompok petani rumput laut di desa itu, mengaku senang dengan adanya pabrik ini. Ia berharap pabrik ini bisa segera beroperasi dan memberikan manfaat bagi petani.

“Harapan kita mudah-mudahan secepatnya pabrik ini berjalan sehingga petani rumput laut bisa lebih sejahtera,” kata Ramlan.

Ramlan menuturkan bahwa di Muara Badak terdapat 70 kelompok petani budidaya rumput laut yang beroperasi dengan total lahan budidaya rumput laut mencapai sekitar 4 ribu hektare. Dengan luas lahan tersebut, potensi produksi rumput laut di desa itu sangat besar.

“Kami yakin dengan adanya pabrik ini, kami bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kami. Kami juga bisa membuka lapangan kerja baru bagi warga desa kami yang belum bekerja,” tutur Ramlan.

Rumput laut adalah salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar di dunia dengan produksi mencapai 10 juta ton per tahun.

Namun, sebagian besar rumput laut Indonesia masih diekspor dalam bentuk mentah atau setengah jadi. Padahal, jika diolah menjadi produk hilir seperti makanan, minuman, kosmetik, farmasi, atau bahan bakar, nilai tambahnya bisa meningkat hingga 10 kali lipat.

Oleh karena itu, pembangunan pabrik pengolahan rumput laut di Muara Badak merupakan langkah penting untuk mengembangkan industri rumput laut di Indonesia. Pabrik ini diharapkan bisa menjadi contoh dan inspirasi bagi daerah-daerah lain yang memiliki potensi rumput laut.

Mimpi rumput laut di Muara Badak bukan hanya mimpi para petani, tetapi juga mimpi Indonesia untuk menjadi negara maju dan mandiri. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.